Dark/Light Mode

Bamsoet: Jujur, Kami Kehilangan Sosok Harmoko

Senin, 5 Juli 2021 00:27 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kiri) dan mantan Menteri Penerangan Harmoko (Foto: Istimewa)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kiri) dan mantan Menteri Penerangan Harmoko (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo tengah berduka atas meninggalnya mantan Menteri Penerangan era Presiden Soeharto, Harmoko. Sebagai kader Golkar, Bamsoet, sapaan akrab Bambang, memiliki kedekatan khusus dengan Harmoko.

"Innalillahi wa innailaihi rojiun. Partai Golkar kehilangan kembali putra terbaiknya. Bapak Harmoko bin Asmoprawiro berpulang pada hari Minggu 4 Juli jam 20:22 WIB di RSPAD Gatot Soebroto. Semoga husnul khotimah," ucap Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini, dalam keterangannya, Minggu (4/7).

Bamsoet menerangkan, sepanjang yang ia ketahui, Harmoko sudah sakit sejak beberapa tahun lalu. Namun, semangat hidupnya luar biasa. Masih kerap rajin hadir di acara-acara besar Golkar walaupun harus duduk di kursi roda.

"Harmoko adalah politikus senior, guru sekaligus panutan banyak kader Partai Golkar. Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Indonesia pada masa Orde Baru. Ia juga pernah menjadi Ketua MPR pada masa pemerintahan BJ Habibie. Perjalanan hidupnya luar biasa," terang Bamsoet.

Di era Harmoko, lanjut Bamsoet, harga-harga kebutuhan pokok rakyat terkendali karena kerap diumumkan. Bahkan, setiap hari tidak pernah terlewatkan, Harmoko muncul di televisi mengumumkan harga-harga kebutuhan pokok rakyat seperti  harga cabe keriting dan lain-lain untuk mencegah para spekulan bermain. "Jujur, kami semua merasa kehilangan," imbuh Bamsoet.

Bamsoet lalu menceritakan sepak terjang Harmoko, yang lahir di Patianrowo, Nganjuk, Jawa Timur, 7 Februari 1939. Sebagai wartawan, Harmoko tak cuma dikenal sebagai pendiri Pos Kota yang legendaris hingga sekarang, juga pernah memimpin PWI Pusat. Sejak memimpin satu-satunya organisasi wartawan di era Orde Baru itulah pada 1983 dia didapuk Soeharto menjadi Menteri Penerangan selama tiga periode.

Pada 1993, Soeharto juga mempercayai Harmoko memimpin Golkar. Dia tokoh sipil pertama yang menakhodai partai berlambang pohon beringin itu. Enam ketua umum sebelumnya, Suprapto Sukowati, Amir Moetono, Sudharmono, dan Wahono berlatar tentara.

Lewat program Temu Kader ke berbagai daerah nusantara, Harmoko membuktikan bahwa dirinya tak kalah dengan para jenderal. Buktinya, pada Pemilu 1997 Golkar mendapat 74,51 persen suara. Meningkat sekitar 6 persen dari Pemilu 1992, sebesar 68,10 persen. "Itu rekor prestasi yang hingga kini belum terpecahkan," tutup Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.