BREAKING NEWS
 

Lewat Kolaborasi, Transisi Energi Bisa Berjalan Mulus

Reporter & Editor :
UJANG SUNDA
Jumat, 23 Desember 2022 13:12 WIB
Forum Transisi Energi yang diselenggarakan CNBC Indonesia bersama SKK Migas dan PLN, Kamis (22/12). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Agenda transisi energi sebagai langkah dalam menjaga ketahanan energi nasional dinilai memiliki peluang yang cukup besar, terlebih Indonesia menyimpan berbagai sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan.

Selain membawa ketahanan energi, transisi energi juga sejalan dengan visi pemerintah dalam rangka mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Namun, dalam mewujudkan agenda transisi energi tidaklah mudah. Butuh investasi besar, dan kerja sama kuat yang dilakukan oleh banyak pihak.

Hal tersebut terungkap dalam diskusi Forum Transisi Energi yang diselengarakan CNBC Indonesia bersama SKK Migas dan PLN.

Dalam forum tersebut, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan, perubahan iklim yang terjadi saat ini bukanlah permasalahan Indonesia saja, tetapi juga global. Sehinga dibutuhkan sebuah kolaborasi tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga dengan berbagai negara.

Baca juga : QLola by BRI Integrasikan Bisnis Wholesale Dengan UMKM

Menurutnya, Indonesia telah menunjukkan keberhasilan dalam Presidensi G20 melakukan berbagai kolaborasi, baik terkait policy, tekologi, information, hingga investmen dalam skala global. Kolabariasi tersebut dibutuhkan, karena transisi energi menuju NZE 2060 tidak bisa dilakukan sendirian.

“Ini sebagai catatan saja, tidak mungkin kita mengatasi ini sendirian. Emisi gas rumah kaca di AS 15 ton per kapita per tahun, di Eropa 11-12 ton per kapita per tahun, dan di Australia sekitar 19 ton per kapita pertahun. Ini harus diatasi bersama-sama. Maka selama 6 bulan kita negosisasi dengan global sehingga kemarin dalam G20 kita tandatangani just energy transition program, dan berhasil dapat dukungan dana 20 miliar dolar AS,” jelas Darmawan, dalam Forum Transisi Energi yang diselenggarakan CNBC Indonesia, bersama SKK Migas dan PLN, Kamis (22/12).

Adsense

Di kesempatan yang sama, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha mengungkapkan, permasalahan energi memang tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak atau satu kementerian saja. Oleh karena itu, perlu dibentuk Dewan Energi Nasional yang terdiri dari beberapa kementerian dan pemangku kepentingan.

Satya menyebutkan, adanya DEN dapat mendorong pihak-pihak tersebut dalam menjaga ketahanan energi. Sebagai contoh infrastruktur energi tidak bisa dibebankan kepada Kementerian ESDM karena di dalamnya terdapat aspek Kementerian Perindustrian dan Kementerian Keuangan.

Baca juga : Pertamina Jamin Kelancaran Distribusi Energi Selama Natal dan Tahun Baru

“Maka komitmen transisi energi tidak bisa dijalankan tanpa komitmen dari seluruh komponen bangsa. Mudah-mudahan target Net Zero Emission akan tercapai di 2060,” kata Satya.

Hal serupa juga dilontarkan Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Shinta Damayanti. Dirinya memandang bahwa kolaborasi sangat diperlukan untuk membangun sebuah ekosistem. Adapun dalam hal ini diperlukan regulasi dan sinergi dari berbagai pihak.

“Jadi, kolaborasi beberapa kementerian dan tentu dengan roadmap yang sudah ada dan kita bentuk bersama-sama dan bersinergi. Kita bisa melaksanakan dan mencapai target yang sudah dibuat,” ujar Shinta.

Terkait transisi energi, ujar Shinta, pihak SKK Migas akan terus mengupayakan agar pemanfaatan gas bumi di Indonesia dapat terserap secara optimal. Salah satunya melalui pembangunan infrastruktur yang masif.

Baca juga : Emisi Karbon Ditekan, Gas Makin Dilirik Untuk Transisi Energi

Ia menjelaskan dalam transisi energi, gas bumi dipandang sebagai komoditas strategis yang dapat dikembangkan lebih jauh. Mengingat, Indonesia menyimpan segudang kekayaan gas bumi yang cukup melimpah.

“Tentunya bisa segera dimonetisasi tapi kita tidak boleh lupa pada saat bicara gas kita harus bicara infrastruktur pemanfaatannya di industrinya. Karena gas itu memang harus kita tentukan siapa yang akan memakai," kata Shinta.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense