RM.id Rakyat Merdeka - PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney menata ulang strategi untuk menyedot minat wisatawan datang ke Candi Borobudur. Perusahaan pelat merah ini membidik turis asing, terutama dari Asia.
InJourney berupaya menjadikan perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2567 Buddhis Era (BE)/2023, sebagai momentum menyulap Candi Borobudur tidak hanya untuk tujuan wisata, tapi sebagai kegiatan spiritual ataupun edukasi. Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney Maya Watono mengatakan, pihaknya bersama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) telah memiliki roadmap untuk pengembangan Candi Borobudur ke depannya.
“Positioning Borobudur kami tata ulang, wisata seperti apa yang cocok untuk Borobudur? Apakah heritage tourism, spiritual heritage, atau edukasi dan konservasi,” ujar Maya saat ditemui Rakyat Merdeka di Magelang, Jawa Tengah, kemarin.
Baca juga : Menteri Teten Beberkan Strategi Capai 1 Juta Wirausaha Baru Di 2024
Tak hanya itu, lanjutnya, target pengunjung Candi Borobudur harus diproyeksikan. Karena potensi pasarnya tidak hanya berasal dari wisatawan dalam negeri saja. Tetapi juga turis luar negeri.
“Wisatawan yang datang ke Borobudur dari mana saja? Apakah kebanyakan dari Asia? Karena seperti saat perayaan Waisak, pengunjungnya tidak hanya wisatawan domestik,” katanya.
Karenanya, menurut Maya, ada beberapa hal yang perlu ditata ulang agar traffic kunjungan ke Candi Borobudur bisa terus meningkat dan memberi dampak ekonomi kepada masyarakat sekitar.
Baca juga : Prawiro Indonesia Rancang Strategi Pemenangan Prabowo
Di kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran, Pelayanan dan Pengembangan Usaha PT TWC Hetty Herawati mengungkapkan, wisatawan dari negara-negara Asia merupakan pangsa pasar yang ingin diraih perseroan. Apalagi Candi Borobudur memiliki nilai-nilai universal.
“Asia memang market yang besar sekali. Kita bukan hanya melihat wisata spiritualnya saja, tetapi Borobudur punya banyak wisdom soal nilai-nilai kehidupan,” katanya.
Di samping itu, ditekankannya, pengembangan konektivitas penting dilakukan, sehingga Candi Borobudur bisa menjadi rumah bagi orang yang antusias terhadap spiritual tourism.
Baca juga : Indonesia Berbagi Strategi Penanggulangan Pandemi Di Forum Internasional
Hal ini terlihat pada perayaan Hari Waisak, khususnya tanggal 4 Juni 2023, jumlah kunjungan yang in and out mencapai 30 ribu orang.
Meski diakuinya, jumlah tersebut masih lebih rendah dibandingkan jumlah kunjungan wisatawan sebelum pandemi Covid-19.
“Growth (pertumbuhan pengunjung) sudah lumayan, di kuartal pertama tahun ini ada di level 60 sampai 80 persen dari recovery. Memang belum sepenuhnya pulih dari pandemi, tapi kami optimistis tahun depan akan lebih baik,” yakinnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.