BREAKING NEWS
 

Orasi Ilmiah Di Universitas Syiah Kuala Aceh, Teten Suarakan Perjuangan Ekonomi Rakyat

Reporter : DWI ILHAMI
Editor : SRI NURGANINGSIH
Jumat, 8 Desember 2023 21:04 WIB
Menkop UKM Teten Masduki kedua kiri seusai menyampaikan Orasi Ilmiah di Sidang Terbuka Dalam Rangka Milad Ke-62 di Universitas Syiah Kuala USK, Banda Aceh, Aceh, Jumat (8/12/2023). (Foto: Dok. Kemenkop UKM)

 Sebelumnya 
“Karena itu, sudah tepat kalau Pemerintah mencanangkan kebijakan industrialisasi. Melakukan hilirisasi di dalam negeri untuk meningkatkan nilai tambah dan diperluas ke sektor agrikultur, akuakultur, dan agrimaritim yang melibatkan banyak pelaku usaha mikro dan kecil,” ucapnya.

Secara lingkup yang lebih luas, Kemenkop UKM kata Menteri Teten, turut mendukung kehadiran kampus bukan hanya menjadi tempat pembelajaran semata, tetapi juga untuk mengembangkan riset terutama yang terkait hilirisasi produk unggulan Sumber Daya Alam (SDA) di daerah.

Indonesia sebagai produsen sawit terbesar dunia yang menghasilkan 50 juta ton CPO memiliki potensi mengolah banyak turunan produk hilir dari sawit, tapi Indonesia baru memproduksi CPO dan minyak goreng.

Sumber daya laut Indonesia juga yang sangat kaya, tapi investasi besar di sektor ini masih relatif kecil.

Potensi buah tropis untuk pasar global juga belum diminati pekebun secapa optimal. Begitu juga potensi hilirisasi rumput laut untuk substitusi impor gandum, pengganti plastik, dan pupuk masih terbuka lebar.

Di Paris misalnya, banyak brand parfum dunia di produksi dengan sebesar 95 persen bahannya dari Indonesia.

Menurut Teten, mestinya, industri fragrance Indonesia ini tumbuh sehingga tidak perlu impor.

“Itu menjadi tantangan kita. Tapi saya tidak khawatir, melalui kolaborasi riset, USK diharapkan bisa menjadi wadah bagi ahli dalam pengembangan hilirisasi minyak nilam di Aceh,” katanya.

Baca juga : Integrasi Data Percepat Penerapan Penggunaan Teknologi

Selain itu, melalui kolaborasi bersama dengan perguruan tinggi, dapat menyiapkan talenta-talenta muda berkelas dunia.

“Mengembangkan kelas menengah yang lebih kuat dan inovatif, melahirkan entrepreneur muda yang kompetitif untuk menjadi penggerak pembangunan nasional jangka panjang,” jelas Teten.

Adsense

Tak hanya itu, Teten juga menekankan pentingnya pengembangan usaha dengan model factory sharing atau Rumah Produksi Bersama.

Menurutnya, dengan model pengembangan ini, berbagai komoditas unggulan nasional di setiap daerah bisa dikelola secara optimal.

“Di Rumah Produksi Bersama ini, para pelaku UMKM bisa membuat barang setengah jadi atau barang jadi dengan maklon dan alat bersama," ujar Teten.

Ia mengatakan, hal ini yang sedang kami uji cobakan di berbagai daerah. Salah satunya juga rencana pembangunan Rumah Produksi Bersama di Aceh.

Dengan membangun Rumah Produksi, menjadikan UMKM bagian dari supply chain industri.

“Saya kira seperti minyak nilam nantinya bukan hanya sebagai bahan parfum saja, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan kosmetik maupun farmasi. Dengan cara ini, produk UMKM bisa setara dengan industri,” tutur Teten.

Baca juga : Relawan Teras Sahabat SandiUno For Ganjar Gerakan Ekonomi Keluarga Skala Rumahan

Ia menyampaikan, biasanya selama ini Pemerintah hanya memberikan bantuan berupa alat sederhana. Kalau seperti itu, menurutnya, sulit membuat UMKM memiliki produk sekelas industri.

“Maka saya ubah di Kemenkop UKM tak lagi membagi-bagikan bantuan alat. Karena kalau pengadaan alat itu yang diuntungkan pejabat saja. Pengadaan sudah ada tapi alatnya tidak bermanfaat," ujar Teten.

Maka dengan Rumah Produksi Bersama untuk UMKM bisa maklon di dalamnya. Para petani bisa mengolah nilam di sana.

Begitu juga yang ada di Manado, Sulawesi Utara (Sulut). Rumah Produksi dibangun untuk pengolahan kelapa. Kemenkop UKM bekerja sama dengan Universitas Samratulangi (Unsrat) diharapkan menjadi ahli industrialisasi pengolahan kelapa.

Lalu bersama Universitas Hasanudin (Unhas) juga dibangun Rumah Produksi untuk pengolahan rumput laut menjadi bahan setengah jadi, sebagai bahan utama produk dalam industri kesehatan.

“Nanti kami piloting obat kumur pertama di dunia dari rumput laut,” kata Teten.

Di kesempatan yang sama, Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. Marwan mengatakan, semangat entrepreneurship semakin tumbuh di tengah meningkatknya daya saing di Indonesia.

Dalam Milad ke-62, USK telah meraih banyak peningkatan, khususnya saat menuju visi sociopreneur yang inovatif, mandiri, dan terkemuka di tingkat global.

Baca juga : Bamsoet Ajak Capres-Cawapres Realisasikan Kepemimpinan Digital

Salah satunya, USK aktif mengembangkan riset dan inovasi, dengan mendukung dosen hingga mahasiswa dalam mengembangkan diri dan memenangkan hibah riset.

Tercatat, keberhadilan dosen USK memenangkan sebanyak 95 hibah riset ilmiah.

“USK mendorong semangat inovasi dan kreativitas bagi mahasiswa, dengan harapan lulusan tak hanya diterima kerja tetapi menciptakan lapangan kerja dengan memanfaatkan potensi lokal Aceh, meningkatkan nilai tambah, nilai perekonomian masyarakat Aceh, sehingga bisa turut meningkatkan daya saing bangsa,” tuturnya.

Hal ini yang memotivasi USK dalam mendorong kegiatan mahasiswanya melalui berbagai kegiatan dan program kewirausahaan.

Di antaranya, USK sudah meluncurkan program 1.000 wirausaha muda, Wirausaha Merdeka, Program Pembinaan Wirausaha, Entrepreneurship Lounge, dan berbagai koperasi dengan mitra lainnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense