Sebelumnya
Pertamina juga terus melaksanakan proyek RDMP untuk peningkatan kapasitas dan kualitas kilang minyak. Serta terus membangun infrastruktur, seperti peningkatan kapasitas storage untuk cadangan minyak.
Salah satu prestasi membanggakan, Pertamina berhasil mengekspor perdana Smooth Fluid 05 (SF 05) sebanyak 4 ribu barel ke Aljazair.
Baca juga : Nasabah dan Transaksi Mandiri Sekuritas Melonjak 2 Kali Lipat Saat Pandemi
"Keberhasilan Nicke sebagai Direktur Utama Pertamina juga terlihat, ketika terjadi kebocoran minyak di Karawang yang mampu diatasi dengan cepat, di sela kekhawatiran bahwa peristiwa tersebut berpotensi seperti kejadian di Teluk Gulf Mexico pada tahun 2010," papar Ferdinand.
"Faktanya, jajaran Pertamina di bawah kendali Nicke, mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan cepat dan tuntas. Tanpa mengakibatkan kerugian besar. Seluruh bisnis Pertamina dari Hulu hingga Hilir juga tercatat menghasilkan nilai positif di bawah kepemimpinan Nicke," imbuhnya.
Baca juga : PLN Terapkan Energi Ramah Lingkungan Untuk Pembangkit Masa Depan
Mengenai penurunan produksi di Hulu seperti di Blok Mahakam, Ferdinand menegaskan, itu bukanlah kesalahan Nicke dan Pertamina. Namun, lebih kepada persoalan transisi peralihan dari Total Inpex ke Pertamina, yang terlalu sempit.
"Jadi, kita tidak bisa menyalahkan Pertamina atas kondisi tersebut. Kita tahu, sekarang, Pertamina terus berupaya kembali menaikkan angka lifting produksi, dsemua blok kerja di sektor hulu yang dikelola Pertamina," terangnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.