Dark/Light Mode

Gabungkan BRT dan LRT, Pemerintah Kaji O-Bahn Sebagai Moda Transportasi Massal

Senin, 24 Juni 2019 14:53 WIB
Ilustrasi O-Bahn (Foto: Istimewa)
Ilustrasi O-Bahn (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mengkaji angkutan massal O-Bahn, yang merupakan gabungan antara Bus Rapid Transit (BRT) dan Light Rapid Transit (LRT). O-Bahn adalah alternatif pilihan angkutan massal perkotaan di Indonesia.

"Dengan semakin terbangunnya infrastruktur jalan, tentunya perlu dilakukan antisipasi agar masyarakat tidak memenuhinya dengan kendaraan pribadi. Caranya, yaitu dengan mengoptimalisasikan angkutan massal,” jelas Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (23/6) sore.

Budi menjelaskan, saat ini Kemenhub tengah berupaya mengoptimalkan prasarana dan sarana transportasi massal perkotaan di Indonesia, dalam rangka mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, yang merupakan faktor utama penyebab kemacetan di daerah perkotaan di Indonesia.

Baca juga : Kemenhub Kaji Bangun Transportasi Sistem O-Bhan

Sejauh ini, Kemenhub telah membangun tiga angkutan perkotaan yakni Bus Rapid Transit (BRT), Light Rapid Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT).

“Tahun 2019 ini adalah era Kementerian Perhubungan untuk memperbaiki semua sarana dan fasilitas menyangkut angkutan umum. Kita juga harus cepat merespon, karena beberapa kota besar di Indonesia sudah mulai mengalami kemacetan,” ujar Budi.

Lebih Murah

Baca juga : PLN, Pertamina Dan PGN Siap Serap Gas Masela

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri juga mengatakan, O-Bahn dapat dibangun dengan biaya lebih murah dibandingkan dengan LRT. Namun, agak lebih mahal dibandingkan dengan BRT biasa.

“Kapasitasnya lebih besar daripada busway, tapi lebih kecil dari LRT. Anggarannya memang lebih besar daripada busway, karena kita harus membangun beberapa ruas jalur,” terang Zulfikri.

Ia menjalankan, O-Bhan kemungkinan akan dioperasikan di luar Jakarta. Tentu saja, harus dilihat lagi masterplan kotanya. Untuk itu, ia menilai perlu kajian lebih lanjut dan duduk bersama dengan Pemda dan stakeholder terkait.

Baca juga : Pertamina Siapkan SPBU Modular di Tol Trans Sumatera

O-Bahn yang merupakan bagian dari sistem transit Bus cepat, memadukan konsep BRT dan LRT dalam satu jalur yang sama. Bus ini memiliki roda pandu yang berada di samping ban depan bus. Roda pandu ini menyatu dengan batang kemudi roda depan. Sehingga, ketika bus memasuki jalur O-Bahn, supir tak perlu lagi mengendalikan arah bus. Sebab, roda pandu akan mengarahkan bus sesuai arah rel pandu, dan mencegah bus terperosok ke celah yang ada di jalur.

Sistem yang pertama kali diterapkan di Kota Essen, Jerman,  saat ini sudah digunakan di berbagai negara seperti Australia dan Jepang. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.