BREAKING NEWS
 

Rektor IPB: Indeks Ketahanan Pangan Indonesia Lebih Tinggi Dari Ethiopia, Filipina Dan Pakistan

Reporter : HAIKAL AMIRULLAH
Editor : WAHYU SURYANI
Minggu, 21 Februari 2021 14:23 WIB
Kawasan Food Estate di Humbang Hasundutan/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengatakan, indeks ketahanan pangan Indonesia terus mengalami peningkatan.

Berdasarkan data Global Food Security Index (GFSI), indeks ketahanan pangan di Indonesia kurun waktu 2014-2019 mengalami kenaikan dan terus membaik, sehingga lebih tinggi dari Ethiopia, Filipina, Pakistan dan negara berkembang lainnya.

"Pada tahun 2014 mencapai 46,5 indeks, tahun 2018 mencapai 54,8 indeks dan 2019 mencapai 62,6 indeks sehingga Indonesia menduduki peringkat 62 dari 113 negara dunia atau peringkat 12 dari 23 negara Asia Pasifik," demikian disampaikan Arif di Banda Aceh, saat memberi Kuliah Umum di Universitas Syiah Kuala, Sabtu (20/2).

Perlu diketahui, data GFSI 2019 menyebutkan Indonesia menempati peringkat 62 lebih tinggi dibanding Ethiopia dengan peringkat 91 (49,1 indeks), Filipina peringkat ke 64 (61 indeks) dan Pakistan peringkat 78 (56,8 indeks) dan India peringkat 72 (58,9 indeks).

Arif menegaskan, indeks ketahanan pangan berbeda dengan indeks keberlanjutan pangan karena keduanya memiliki indikator yang berbeda. Indeks ketahanan pangan diukur dari 4 kelompok indikator, yakni keterjangkauan, ketersediaan, kualitas dan keamanan serta ketahanan sumberdaya alam. 

Baca juga : Puaskan Pelanggan, Sharp Indonesia Raih Penghargaan Bergengsi

Sementara, Indeks keberlanjutan pangan diukur dengan tiga kelompok indikator, yaitu penyusutan dan limbah pangan (food loss and waste), pertanian perkelanjutan, dan beban masalah gizi. 

Kedua indeks tersebut diterbitkan oleh The Economist Intelligence Unit (EIU), dan indeks yang terbaru berasal dari data tahun 2019 dan 2018. Artinya, kedua Indeks tersebut menggambarkan situasi pada tahun tersebut. 

Lebih lanjut Arif menyebut, terkait posisi Indonesia tahun 2018 yang lebih rendah dari Ethiopia, itu adalah indeks keberlanjutan pangan dan bukan indeks ketahanan pangan. 

"Sementara berdasarkan Indeks ketahanan pangan untuk tahun yang sama, posisi Indonesia lebih tinggi dari Ethiopia, Filipina, Pakistan dan sejumlah negara berkembang lainnya," tegasnya.

Adsense

Capaian Sektor Pertanian

Baca juga : Pertamina Perluas Layanan Transaksi Non Tunai Di Lebih Dari 300 SPBU Di Bandung Raya Dan Priangan Timur

Arif mengapresiasi capaian sektor pertanian Kabinet Indonesia Maju, utamanya di masa pandemi Covid-19. Hal ini didasarkan pada fakta dan data bahwa pertanian merupakan sektor yang memberikan andil besar atau penopang perekonomian nasional.

Sesuai data yang dirilis BPS, sektor pertanian pada kuartal IV-2020 tumbuh sebesar 2,59 persen secara year on year (yoy), di mana subsektor pendukung utamanya adalah tanaman pangan sebesar 10,47 persen.

“Semoga kenaikan ini berlanjut hingga tahun 2021. Karena sektor teknis lainnya anjlok, maka sektor pertanian menjadi penyelamat perburukan resesi ekonomi kuartal III," harapnya.

Arif menekankan, keberhasilan kebijakan dan program sektor pertanian tak hanya dilihat dari kontribusinya terhadap PDB, namun diikuti juga dengan kinerja ekspor.

Data BPS menyebutkan, kinerja ekspor pertanian tahun 2020 mengalami kenaikan 15,78 persen dari tahun sebelumnya, yakni Rp 390,16 triliun menjadi Rp 451,77 triliun. 

Baca juga : Kembali Ke Tanah Air, Skuad Indonesia Langsung Karantina Mandiri

"Ini artinya, Pemerintah beserta pemangku kepentingan, khususnya petani, mampu menjaga sektor pertanian tetap eksis dalam menyelamatkan ekonomi nasional," ujarnya.

Arif menyoroti, perlunya memanfaatkan momentum pandemi ini untuk memperkuat kedaulatan pangan. 

Kebijakan ekonomi perlu difokuskan untuk memajukan pertanian agar pangan tercukupi, lapangan kerja makin terbuka, kemiskinan menurun, dan devisa meningkat. 

Artinya, pertanian harus menjadi lokomotif ekonomi nasional dan sumber kemakmuran bangsa. Di sinilah diperlukan strategi baru Agro-maritim 4.0,  sebagai bentuk respons terhadap perkembangan Revolusi Industri 4.0.

“Perlunya percepatan transformasi menuju agromaritim 4.0," tandasnya,” tandasnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense