Sebelumnya
“Ini demi memberikan layanan terbaik kepada konsumen,” imbuhnya.
Dia menuturkan, masyarakat perlu mengetahui perbedaan antara praktik ilegal jual-beli data dengan pemanfaatan data di platform resmi.
Pengamat keamanan siber Alfons Tanujaya menjelaskan, jual-beli data dan pemanfaatan data pengguna secara transparan adalah dua hal yang berbeda.
Baca juga : Terus Diminati, Prospek Properti Koridor Timur Jakarta Makin Tinggi
“Jual-beli data konsumen secara ilegal, itu sudah pasti salah dan merugikan banyak konsumen. Praktik jual beli data itu tujuannya untuk mendapat uang,” jelas Alfons.
Sedangkan pemberian data kepada partner atau mitra, lanjutnya, seperti yang tercantum dalam kebijakan baru Tokopedia, tidak akan dilakukan secara full alias terbatas dan atas kesepakatan dengan mitra bisnis. Biasanya untuk kemajuan atau peningkatan layanannya.
“Jadi pemberian data ini tujuannya baik, tidak mengarah pada kerugian konsumen. Pastinya bisa dipertanggungjawabkan oleh perusahaan,” ucapnya.
Baca juga : Normalisasi Sungai Di Jakarta Mandek
Lebih jauh, Alfons menilai, manfaat transparansi data di platform resmi menguntungkan pengguna. Karena, akan mempermudah pengguna mendapatkan rekomendasi produk terbaik sesuai dengan kebutuhan.
Alfons mengapresiasi platform digital, yang sudah mengimbau pengguna untuk membaca dan mempelajari seluruh isi kebijakan privasi yang telah diperbarui.
“Itu memang harus dipelajari dulu. Kalau memberi manfaat kepada konsumen, itu tidak apa-apa. Asalkan jangan memberi data konsumen kepada pihak ilegal,” terangnya. [JAR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.