Sebelumnya
Cendekiawan Muslim, Prof Azyumardi Azra mendukung program tersebut. Menurut dia, sertifikasi penceramah bukanlah suatu bentuk campur tangan negara dalam kehidupan agama, melainkan bentuk peningkatan pelayanan keagamaan bagi umat.
“Saya mendukung program peningkatan kapabilitas dan kompetensi penceramah ini. Apa pun namanya. Dulu sempat disebut standarisasi, sertifikasi, atau penceramah bersertifikat. Tapi, substansinya adalah peningkatan kapabilitas dan kompetensi penceramah agama kita,” kata Azra, dalam keterangannya, kemarin.
Baca juga : Sekutunya Merapat Ke Israel, Saudi Tak Goyah
Namun, penolakan juga tetap banyak. Politisi Gerindra, Fadli Zon minta Menag menghentikan program tersebut. Ia menganggap, program tersebut menimbulkan kecurigaan terhadap pemerintah tentang pembatasan dai. "Bertentangan dengan konstitusi. Ini mirip cara-cara kolonial penjajah dulu," ucapnya, di akun Twitter @fadlizon.
Aktivis Adhie Massardi menuding program tersebut akal-akalan saja. "Lebih baik kalian uji kelayakan dan sertifikasi pengelola BUMN dan komisarisnya. Atau sertifikasi para pengurus parpol. Banyak yang radikal praktek korupsinya," kicaunya di akun @adhieMassardi.
Baca juga : Dihadapan Pengusaha Jamu, Mendag Beberin Cara Genjot Ekspor
Sementara, akun @niekeyulia setuju dengan kebijakan itu. "Agar dalam memberikan ceramah ada penyeragaman dalam ideologi, pemikiran yang sama tentang persatuan indonesia, dan pengayoman kepada jemaahnya," ujarnya. [BCG]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.