RM.id Rakyat Merdeka - Sebagian remaja 17 tahun mulai meninggalkan rumah dan memulai kehidupan mandiri. Akan tetapi kehidupan mandiri yang dipilih remaja laki-laki Jerman berusia 17 tahun ini agak lain.
Keluar dari rumah, Lasse Stolley sudah 18 bulan hidup di kereta api. Saat kereta melaju, ia pun memulai petualangan uniknya menjelajahi negaranya. Karena dia hidup di kereta yang melakukan perjalanan.
“Pada malam hari saya tidur di kereta Intercity Express (ICE) yang bergerak. Dan pada siang harinya saya duduk di kursi, di meja dan bekerja sebagai programmer, dikelilingi penumpang lainnya,” kata Stolley, dilansir Oddity Central dari Business Insider.
Baca juga : Dihujat, Berpesta Jelang Berpuasa
Minimalisme dan menahan keinginan untuk membeli barang-barang baru adalah bagian penting dari gaya hidupnya. Sebab dia harus membawa semua perlengkapannya ke dalam ransel bermuatan 36 kilogram. Dia harus membawa ransel itu kemanapun pergi. Stolley mengatakan, ini tidak selalu mudah, namun dia menemukan cara untuk mewujudkannya.
“Yang paling penting adalah laptop dan headphone peredam bising, yang setidaknya memberi saya sedikit privasi di kereta,” katanya.
Untuk menjalankan gaya hidup nomaden, Stolley harus berhemat. Sebelumnya, ia mendaftar skema diskon kereta api dengan membeli tiket jenis Bahncard 100. Kartu perjalanan ini memungkinkannya naik dan turun dari kereta Jerman, Deutsche Bahn, dimana saja tanpa batas waktu.
Baca juga : Disidang DKPP Lagi, Ketua KPU di Ujung Tanduk
Stolley memperkirakan hidup di kereta telah menghabiskan biaya sekitar 10.000 euro per tahun (sekitar Rp 169 juta). Memang tidak mahal bagi orang Jerman, namun juga bukan cara hidup yang nyaman.
“Setiap malam saya harus memastikan bahwa saya naik kereta malam dan terkadang saya harus menjadwal ulang dengan sangat cepat, karena kereta tiba-tiba bisa tidak datang,” ujarnya.
Remaja 17 tahun itu mengatakan, tinggal di kereta api juga memiliki keuntungan tersendiri. Kehidupan ini memungkinkannya mengunjungi hampir seluruh wilayah Jerman. Mulai dari laut di utara hingga Pegunungan Alpen, serta kota-kota yang ramai seperti Berlin dan Munich.
Baca juga : SYL Didakwa Raup Rp 44,5 Miliar Selama Jabat Mentan
Stolley memperkirakan dia telah melakukan perjalanan lebih dari 500.000 kilometer dengan kereta api sejak meninggalkan rumah orang tuanya
Pemuda itu biasa nongkrong di gerbong kelas satu ketika tidak sedang mengerjakan pekerjaannya. Dia biasanya makan di lounge Deutsche Bahn di stasiun kereta api. LDU
Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 14, edisi Selasa, 19 Maret 2024 dengan judul "Hidup Di Kereta Selama 18 Bulan"
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.