RM.id Rakyat Merdeka - Badan Pengawasan dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika mengungkap temuan varian baru novel coronavirus di Benua Hitam. Penyelidikan lebih lanjut terkait hal ini pun langsung diintensifkan.
Kabar ini datang setelah Inggris dan Afrika Selatan melaporkan varian baru SARS-CoV-2, yang diyakini lebih mudah menular. Ancaman baru ini memunculkan pembatasan traveling di sejumlah negara, dam gejolak pasar.
Baca juga : Akhirnya, Iran Bisa Beli Vaksin Corona Dari Luar Negeri
"Varian baru ini berbeda dengan yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan," ujar Direktur CDC Afrika, John Nkengasong dalam konferensi virtual dari Addis Ababa, Ethiopia, Kamis (24/12).
"Deteksi varian baru di Nigeria dan Afrika Selatan ini memaksa CDC Afrika untuk menggelar pertemuan penting," imbuhnya.
Baca juga : Pertamina Pastikan Pasokan Stok dan Distribusi LPG Aman
Kabar itu menyeruak saat kasus Covid tengah melonjak di Nigeria dan Afrika Selatan. Dalam seminggu terakhir, Nigeria melaporkan peningkatan kasus sebesar 52 persen, dan Afrika Selatan 40 persen.
Nkengasong menyebut, saat ini belum ada bukti bahwa varian baru Covid berkontribusi terhadap peningkatan penularan virus Corona di Nigeria. Namun, ia mengingatkan, pengawasan genom yang dilakukan Nigeria, jauh lebih sedikit dibanding Inggris.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.