RM.id Rakyat Merdeka - Meski bukan negara berpenduduk mayoritas Muslim, Selandia Baru ternyata negara yang mengusung nilai-nilai Islam. Salah satunya, kebersihan. Kebersihan diterapkan dalam berbagai hal di negara itu. Termasuk, dalam hal pemotongan hewan.
Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya mengungkapkan, di Negeri Kiwi itu, umat Muslim tidak boleh menyembelih sendiri hewan. Termasuk, pada saat Idul Adha. Yang boleh memotong hewan, hanya orang yang punya sertifikat di rumah khusus potong hewan.
Baca juga : Kawal Pengetatan Perjalanan, Bandara AP II Sesuaikan Jam Operasional Penerbangan
“Kalau mau kurban, patungan beli biri-biri, kambing, atau sapi, pemotongannya kita serahkan ke rumah potong. Nanti baru dikirim ke kita, mau potongannya seperti apa. Nggak boleh motong di lapangan, kita bisa masuk penjara karena melanggar aturan. Di sini, perikehewanan itu betul-betul dihormati “ ujar Tantowi, dalam talkshow RM.id bertajuk “Apa Kabar Lebaran di Negeri Kiwi?”, Rabu (19/5).
Menurutnya, umat Islam tak perlu khawatir soal kehalalan daging tersebut. Sebab, banyak rumah potong halal di sana. Jumlahnya bahkan semakin banyak karena banyak yang menggemari daging halal itu. Baik di luar negeri, maupun dalam negeri.
Baca juga : Nggak Seperti Australia, Selandia Baru Ogah Ngegas Ke China
Ekspor daging halal dari Selandia Baru pun kian meningkat. Pasarnya di antaranya Arab Saudi dan Malaysia. “Halal meat (daging halal) itu digemari karena konotasinya bersih, prosesnya jauh lebih bersih daripada pemotongan biasa. Jadi bukan umat Muslim saja yang menggemarinya. Harganya pun lebih mahal,” jelas Tantowi.
Ditambahkannya, setiap tahun, pemerintah Selandia Baru memberi kuota pada negara-negara Islam untuk pekerjaan sebagai “halal slaughter” atau tukang potong daging halal. “Indonesia kalau nggak salah dapat kuota 100 orang setiap tahunnya. Nggak bisa kita penuhi itu. Paling banyak kita penuhi itu 20 orang,” bebernya.
Baca juga : Hentikan Pembunuhan Dan Teror KKB Di Papua, Negara Harus Tegas
Persyaratannya, kata Tantowi, memang tidak mudah. Pertama, calon pemotong hewan ini harus benar-benar orang Islam, yang benar-benar menjalankan ajaran agamanya. Bukan cuma Islam KTP, istilahnya. Itu dicek Pemerintah Selandia Baru.
“Orang ini dicek, shalat nggak? Ikut masjid mana. Jadi dicek sampai ke situ. Yang menilai adalah kalau di kita itu seperti MUI. Jadi sangat ketat,” terang putra Palembang, Sumatera Selatan ini.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.