BREAKING NEWS
 

Catatan Prof Tjandra Yoga Aditama

Omicron Ancaman Terbesar Kesehatan Masyarakat Dunia

Reporter & Editor :
UJANG SUNDA
Minggu, 19 Desember 2021 16:30 WIB
Prof Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pada 16 Desember 2021, para Menteri Kesehatan negara G7 melakukan pertemuan di bawah Presidensi Inggris, yang fokusnya membicarakan perkembangan varian Omicron. G7 beranggotakan negara dengan penghasilan tinggi di dunia, yaitu Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat. Uni Eropa juga diwakili di G7.

Melihat pesatnya penambahan kasus, maka para Menteri Kesehatan negara G7 menyatakan bahwa perkembangan varian Omicron kini harus dipandang sebagai ancaman terbesar bagi kesehatan masyarakat dunia (biggest current threat to global public health). Mereka bersepakat untuk lebih erat lagi bekerja sama serta memonitor dan saling membagi data dan informasi. Juga ditekankan tentang pentingnya akses yang baik dan merata untuk alat diagnostik, genome sequencing, vaksin dan terapi.

Mereka juga menyepakati pentingnya kampanye booster yang harus berjalan bersama dengan peningkatan tes dan pendekatan program lainnya. Lebih jauh lagi, para Menteri Kesehatan negara G7 menyambut baik skema kerjasama pada masa Presidensi G7 oleh Inggris yang melingkupi kegiatan uji klinik, keamanan kesehatan global (global health security), resistensi antimikroba (antimicrobial resistance–AMR) dan pendekatan digital untuk kesehatan (digital health). Para Menteri Kesehatan G7 juga menyambut baik Menteri Kesehatan Jerman sebagai negara Presidensi baru G7.

Baca juga : Waspada Virus Omicron Saat Nataru

Kita ketahui bahwa Indonesia pun baru menerima Presidensi G20 dan tentunya sudah menyusun berbagai kegiatan kesehatan G20 yang akan dilakukan sepanjang 2022. Tetapi, karena sekarang nampaknya ancaman Omicron sudah di depan mata, maka tentu akan amat baik kalau Indonesia di hari-hari mendatang ini dapat memelopori pertemuan kesehatan G20 khusus tentang Omicron dan kemudian menentukan sikap bersama pula. Hal ini akan kembali memperlihatkan peran penting Indonesia dalam diplomasi kesehatan internasional, seperti sudah berulang kali kita perlihatkan di waktu yang lalu.

Tindakan segera G20 terhadap varian Omicron ini juga akan makin memperkuat kepemimpinan Indonesia dalam perumusan Tata Ulang Arsitektur Kesehatan Global, gagasan yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada Sidang Umum PBB September 2021 dan juga Pertemuan G 20 yang lalu di Roma. Beberapa usulan lain untuk pembahasan kesehatan G20 di bawah Presidensi Indonesia antara lain adalah evaluasi target kesehatan SDG sebagai dampak pandemi Covid-19, penerapan Universal Health Care (UHC) dengan pengalaman program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kita, serta pelaksanaan pelayanan kesehatan primer (primary health care) dengan ilustrasi hampir 10 ribu jaringan Puskesmas kita. Juga baik kalau dibahas tentang tuberkulosis (TB), yang Indonesia merupakan penyumbang kasus ketiga terbanyak di dunia dan sekitar 50 persen pasien TB ada di negara G20 serta topik perubahan iklim (climate change), yang setidaknya punya 12 dampak pada kesehatan.

Adsense

Indonesia
Negara kita juga sudah melaporkan kasus varian Omicron, yang pertama di 16 Desember yaitu Tn N, petugas Wisma Atlet dan lalu pada 18 Desember 2021 dilaporkan lagi dua kasus terkonfirmasi, selain ada beberapa kasus probable. Di hari-hari mendatang, bukan tidak mungkin kasus masih akan terus bertambah. Apalagi sampai 18 Desember 2021 kasus terus merebak ke hampir 90 negara di di dunia, dan akan terus bertambah lagi. Untuk pengendalian selanjutnya di negara kita maka setidaknya perlu dilakukan lima hal.

Baca juga : Prof. Tjandra: Omicron Itu Varian Yang Perlu Kita Waspadai, Jangan Diartikan Varian Yang Bikin Panik

Pertama, kita perlu segera mengidentifikasi sudah seberapa besar penularan di masyarakat, yang bisa dimulai dengan disampaikan secara terbuka ke publik tentang hasil telusur dari Tn N kasus pertama kita itu. Dari mana dia tertular, siapa saja anggota masyarakat lain yang sudah tertular, apakah semua yang ditemukan tertular dalam proses telusur sudah dikarantina, ke tempat mana saja mereka berkunjung dan berbagai informasi epidemiologi lainnya, sehingga masyarakat lain yang juga berkunjung ke tempat yang sama bisa waspada. Kalau belum juga disampaikan tentang dari mana asal mula Tn N tertular maka tentu kasus awalnya masih bebas di lapangan dan juga mungkin masih terus menularkan ke masyarakat disekitarnya, yang mungkin saja ada disekitar lingkungan kita, jadi hal ini perlu dituntaskan segera. 

Hal kedua yang perlu dilakukan adalah memperketat kemungkinan tambahan kasus lagi dari luar negeri, dengan membatasi yang masuk, melakukan karantina yang ketat dan jangan sampai ada yang lolos dengan berbagai alasan dan lain-lain.

Dalam pengendalian varian Omicron ini, maka kita perlu berprinsip seperti kata orang bijak, berharap dan berdoa untuk mendapat yang terbaik tetapi juga bersiap untuk menghadapi kemungkinan terburuk (hope for the best dan prepare for the worst). Karena itu, hal ketiga yang perlu dilakukan adalah persiapan pelayanan kesehatan. Sudah harus disiagakan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, bukan hanya rumah sakit tapi juga pelayanan kesehatan primer. Tentu perlu disiapkan roster daftar tenaga kesehatan kalau-kalau nanti diperlukan, juga obat dan alat kesehatan. Jangan sampai ada lagi kenyataan kehabisan oksigen misalnya, atau tidak ada ventilator untuk pasien gawat dan lain-lain. Bagaimana rencana kalau tempat tidur RS penuh juga harus diantisipasi, jangan sampai pasien sampai tidak bisa masuk IGD lagi seperti waktu yang lalu. Sebaiknya sejak sekarang sudah dilakukan setidaknya simulasi dalam bentuk table top exercise dan lain-lain. Masyarakat juga harus disiapkan untuk kemungkinan apa yang harus dilakukan kalau ada peningkatan kasus, identifikasi klaster dan lain-lain.

Baca juga : Bangun Pabrik Es Krim Terbesar, Perusahaan Mamin Ini Kucurin Duit Rp 2 T

Hal keempat yang perlu dilakukan adalah persiapan di luar aspek kesehatan. Dalam hal ini sebaiknya sejak sekarang sudah diantisipasi kemungkinan dampak sosial, ekonomi dan bahkan juga politik yang mungkin terjadi. Kita tahu bahwa pengendalian dampak sosial ekonomi dapatlah amat kompleks dan kalau tidak diantisipasi dengan baik akan dapat berdampak luas. 

Sementara itu, hal kelima yang juga sangat penting adalah komunikasi publik yang baik, konsisten dan responsif. Setidaknya ada tiga aspek di sini. Pertama, adalah informasi yang jelas dari pemerintah. Jangan sampai beritanya simpang siur dan sedapat mungkin informasinya dalam satu pemahaman. Kalau toh ada perubahan kebijakan maka perlu dijelaskan secara amat rinci pertimbangan dan dampaknya. Kedua, keterlibatan media secara positif, baik media elektronik, cetak dan juga media sosial resmi. Informasi yang timbal balik akan amat membantu pemahaman publik. Ketiga, akan baik juga agar informasi yang sahih diberikan pula oleh para pakar dan berdasar keilmuannya, sehingga tidak terkesan selalu dalam bentuk resmi antara pemerintah dan masyarakat. Tentu saja kesempatan dialog harus selalu terbuka melalui berbagai media sehingga masyarakat benar-benar akan bersama-sama mengendalikan varian Omicron ini. 

Selain kelima hal di atas, maka tentu saja prinsip dasar tiga kegiatan harus terus digiatkan. Pertama, adalah pembatasan sosial di masyarakat berupa penerapan 3M dan 5M serta bagi pemerintah adalah penerapan PPKM sesuai perkembangan yang ada. Walaupun kita tidak harapkan, tapi kalau saja kasus mulai naik lagi maka jangan sampai terlambat lagi melakukan pengetatan. Kedua, adalah terus meningkatkan kegiatan tes dan telusur semaksimal yang dapat dikerjakan. Ketiga, adalah terus meningkatkan vaksinasi. Masih sekitar separuh penduduk kita belum mendapat vaksinasi memadai dua kali, dan kaum lanjut usia bahkan hampir dua per tiga belum mendapat perlindungan memadai dengan vaksin dua kali. Masalahnya tentu akan lebih kompleks lagi kalau-kalau nanti memang diperlukan vaksin booster pula. Kita juga tentu tahu bahwa masalah Omicron ini datang di saat kita menghadapi liburan Natal Tahun Baru dengan risiko peningkatan mobilitas, peningkatan kerumunan dan kemungkinan peningkatan penularan pula.***
 
Penulis: Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI/Mantan Direktur WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense