RM.id Rakyat Merdeka - Setelah kenaikan BBM jenis Pertamax, masyarakat dibikin cemas soal rencana kenaikan Pertalite. Apalagi di berbagai daerah, BBM yang kini jadi konsumsi masyarakat kelas bawah itu, sudah langka. Di tengah kecemasan itu, untungnya Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, buru-buru nenangin.
Pernyataan Airlangga itu disampaikan usai Sidang Kabinet Paripurna tentang Antisipasi Situasi dan Perkembangan Ekonomi Dunia di Kantor Kepresidenan, Jakarta, kemarin. Dalam konfrensi pers yang digelar secara virtual itu, Airlangga memastikan, dalam waktu dekat belum ada rencana dari pemerintah untuk menaikan Pertalite.
“Saat sekarang masih kita kaji, apa hasilnya, nanti akan kami umumkan, tapi saat ini belum (ada kenaikan),” kata Airlangga.
Baca juga : Kaka: Tanpa Italia, Piala Dunia Memalukan
Seperti diketahui, kabar rencana kenaikan harga Pertalite dan gas elpiji 3 kilogram pertama kali diungkapkan oleh Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, sehari setelah pemerintah memutuskan menaikkan harga Pertamax. Kata Luhut, ke depan bukan hanya Pertamax yang naik, Pertalite dan gas elpiji 3 kilogram juga akan naik.
“Kenaikan akan dilakukan bertahap. Jadi 1 April, nanti Juli, nanti September. Itu semua bertahap dilakukan oleh pemerintah,” kata Luhut.
Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading Pertamina, Alfian Nasution menyatakan, pihaknya menyerahkan keputusan kenaikan harga Pertalite kepada pemerintah. Mengingat saat ini, Pertalite masuk dalam BBM bersubsidi menggantikan BBM RON 88 atau Premium.
Baca juga : BRINS Siapkan Beasiswa Untuk Bekali SDM Asuransi
Terkait kelangkaan Pertalite di berbagai daerah, kata dia, karena adanya lonjakan konsumsi dari 10 sampai 15 persen. Dia yakin, lonjakan konsumsi ini, hanya bersifat sementara, efek dari kenaikan Pertamax. “Kami yakin akan kembali normal,” tegasnya.
Sementara itu, pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi meminta pemerintah melakukan kajian mendalam sebelum memutuskan menaikkan harga BBM jenis Pertalite.
Menurutnya, rencana kenaikan Pertalite dan gas 3 Kg, telah membuat masyarakat panik. Akibatnya, terjadi panic buying dan membuat Pertalite di berbagai daerah menjadi langka.
Baca juga : Lantik Irjen Baru, Mentan: Pertanian Nggak Ada Libur!
Namun, apapun alasannya, Fahmy berharap, pemerintah tidak menaikkan harga Pertalite. Soalnya, kenaikan Pertalite akan memicu inflasi. [BCG]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.