Dark/Light Mode

Akan Optimalkan Sumber Energi Domestik

Harga Pertalite Tak Naik, Pertamina Genjot Efisiensi

Senin, 14 Maret 2022 07:30 WIB
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman. (Foto: Istimewa).
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah dan PT Pertamina (Persero) memastikan, bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tidak naik. Hal ini dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat yang saat ini banyak menggunakan Pertalite.

Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengungkapkan, sebagai BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang berperan dalam mengelola energi nasional, pihaknya sangat mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam penetapan harga produk BBM.

Untuk itu, perseroan sepenuhnya mendukung kebijakan Pemerintah dalam pemulihan dan stabilitas perekonomian nasional.

Baca juga : Pertamina Harus Dapat Tambahan Dana Kompensasi

“Meski harga minyak dunia menembus 130 dolar Amerika Serikat (AS) per barel, (setara Rp 1,8 juta), kami terus berkoordinasi dengan Pemerintah untuk memutuskan harga Pertalite akan tetap di harga jual Rp 7.650 per liter,” ujarnya, melalui siaran pers, Rabu (9/3).

Menurutnya, harga tersebut tidak berubah sejak tiga tahun terakhir. Saat ini, porsi konsumsi Pertalite juga yang terbesar atau sekitar 50 persen dari total konsumsi BBM nasional.

Karenanya, pemerintah terus melakukan pembahasan untuk skenario kompensasi Pertalite agar stabilisasi harga dapat terjaga.

Baca juga : Kinerja Pertanian Memuaskan, Kementan Genjot KUR Alsintan

Bahkan, untuk mengurangi tekanan lonjakan harga minyak mentah dunia terhadap peningkatan biaya penyediaan BBM, pihaknya juga terus melakukan berbagai efisiensi di segala lini.

Termasuk, menekan biaya produksi BBM dalam negeri. Di antaranya, dengan memaksimalkan penggunaan minyak mentah domestik dan mengoptimalkan penggunaan gas alam untuk penghematan biaya energi.

“Upaya ini pararel dilakukan dengan peningkatan produksi kilang untuk produk yang bernilai tinggi,” kata Fajriyah.

Baca juga : Pengamat: Harga Pertalite dan Pertamax Perlu Disesuaikan

Penyesuaian harga produk juga dilakukan secara selektif, yaitu hanya untuk BBM Non Subsidi tertentu. Seperti, Pertamax Series maupun Dex Series yang porsi konsumsinya hanya sekitar 15 persen dari total konsumsi BBM Nasional. Jenis BBM ini sebagian besar dikonsumsi kalangan konsumen mampu, pemilik kendaraan pribadi jenis menengah ke atas.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.