Sebelumnya
“Ini malah membengkak,” timpal @ dedik888.
Akun @idnnetizen mengatakan, utang akan memberikan dampak buruk terhadap generasi masa depan bangsa. Mereka, kata dia, terlalu menikmati proses. Padahal utang itu manis hanya di awalnya.
“Lalu sesudah hilang rasa manis itu, tersisa, kehinaan di siang hari, dan kegundahan di malam hari,” ujarnya.
Baca juga : Pencabutan PPKM Sinyal Positif Untuk Kebangkitan Ekonomi Nasional
“Sampai kapan kita menanggung hutang ini? Untuk apa terus menambah hutang,” kata @snoopye212. “Penerimaan pajak capai target, pegawainya dapat bonus, ehh utang kok malah lebih gede lagi,” timpal @selosenama.
Sementara, @riza_ajir menilai utang baru yang akan ditarik Pemerintah masih wajar. Apalagi, semua itu demi pembangunan bangsa. Dia heran dengan cara berpikir masyarakat yang menolak utang. Kata dia, Jokowi cari investor asing dibilang menjual negara, cari pengusaha lokal dibilang oligarki, larang ekspor bahan mentah ganti barang jadi/setengah-jadi dibilang pencemaran lingkungan.
“Maunya apa sih,” ujarnya.
Baca juga : Tahun Baru, Ukraina Diwarnai Rentetan Ledakan
Akun @ResidentSammy menjelaskan, utang sama dengan membeli dengan cara mencicil. Jadi semakin besar utang semakin makmur negaranya karena semakin banyak yang dibangun.
“Jadi ngapain nyinyirin utang. Justru kalau ada capres yang bilang nggak mau utang jangan dipilih. Karena pasti nggak ada pembangunan,” tuturnya.
Akun @RidhoAj27232058 mengatakan, utang yang diarahkan ke hal produktif harus didukung. Misalnya, untuk pembangunan bendungan dan jalan tol. Terpenting, utang jangan untuk yang konsumtif (jangka pendek) contoh subsidi, dan lain-lain. [ASI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.