RM.id Rakyat Merdeka - Nurul Ghufron adalah Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) termuda dalam periode kepemimpinan 2019-2024.
Dalam proses pemilihan usai uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III DPR, Kamis (12/9) tengah malam, pria kelahiran Sumenep, 22 September 1974 itu berhasil meraih 51 suara.
Baca juga : Cetak Rekor, Terpilih 2x Lewat Proses Pemilihan di DPR
Saat ikut Seleksi Pimpinan KPK, Nurul sebenarnya dihadapkan pada dilema. Pasalnya, ia juga bersiap mengikuti Pemilihan Rektor Universitas Jember Periode 2020-2024. Namun, Nurul tak mau buru-buru melangkah. Ia menantikan hasil seleksi Capim KPK terlebih dahulu, sebelum memutuskan mengikuti pemilihan rektor. Dan hasilnya, Nurul lolos Seleksi Capim KPK.
Saat menjalani uji kepatutan dan kelayakan di DPR, Rabu (11/9), Nurul menyampaikan pandangannya terkait Revisi UU KPK, khususnya soal kewenangan mengeluarkan SP3.
Baca juga : Firli Bahuri Bersih Dari Pelanggaran Etik
Bagi Nurul, SP3 dimiliki KPK adalah sebuah keniscayaan. Sebab, aparat penegak hukum bisa saja melakukan kesalahan, dalam menetapkan seseorang menjadi tersangka.
"Kita butuh SP3 sebagai jalan keluar, atas kemungkinan timbulnya kesalahan tersebut. Tidak semua yang disidik benar," kata Ghufron. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.