BREAKING NEWS
 

Indonesia Sejuta Corona Sudah Di Depan Mata...

Reporter & Editor :
APRIANTO
Minggu, 17 Januari 2021 07:20 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan paparan saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. (Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penyebabaran virus Corona di Tanah Air makin hari makin mengkhawatirkan. Tiap hari, kasus yang positif terus meroket. Hingga kemarin, sudah ada 896.642 kasus positif. Bila keadaannya seperti ini terus, Indonesia sejuta Corona tak bisa terelakkan lagi.

Kurva kenaikan kasus positif Corona terjadi dalam lima hari terakhir. Selasa (12/1), angka positif tercatat 10.047 kasus. Rabu (13/1), angka positif naik menjadi 11.278. Kamis (14/1), angka positif kembali naik menjadi 11.557 kasus. Jumat (15/1), lonjakan kembali terjadi dan menembus angka 12.818 kasus.

Kemarin (16/1), angka positif Corona pecah rekor lagi dengan menembus 14.228 kasus. Sehingga, total kasus positif Corona di Indonesia mencapai 896.642 kasus.

Baca juga : 30 Persen Masyarakat Masih Abai Prokes Sih

Tak hanya kasus positif, angka kematian juga naik. Kemarin naiknya 283 kasus dari 25.484 orang menjadi 25.767 orang.

Dengan peningkatan tersebut, Indonesia menduduki peringkat ke-3 di Asia dengan kasus Corona terbanyak. Ini mengacu pada data World O Meters, per Sabtu (16/1) kemarin. Di urutan pertama, kasus Corona terbanyak dipegang India dengan total mencapai 10.543.659. Kedua, dipegang Iran dengan kasus positif Corona mencapai 1.318.295 kasus.

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin (BGS) mengaku belum mengetahui kapan kurva akan melandai. Sebab, data tracking dan tracing belum baik.

Baca juga : Jokowi Divaksin Corona, Rupiah Melesat

“Kita enggak bisa prediksi (kapan kurva melandai) kalau data tracking dan tracing-nya enggak bener,” katanya, saat menjadi pembicara Forum Group Discusion (FGD) bersama Rakyat Merdeka, Jumat (15/6) malam.

Saat ini, lanjut dia, tidak bisa ada satu pun rujukan yang bisa dipakai untuk menentukan kapan kurva bisa melandai. Bahkan, kalangan epidemiolog saja, kata dia, kerap salah dalam melakukan prediksi.

BGS lalu memberi contoh soal analisis dari pakar soal penurunan kasus di beberapa negara seperti Italia dan China. Kenyataannya saat ini, jumlah kasus Corona di negara tersebut kembali naik.

Baca juga : Kursi PM Muhyiddin Diselamatkan Raja...

“Jadi terlampau dini kalau kita memprediksi itu. Saya lebih baik kita terus disipilin menjaga protokol kesehatan,” ujar eks Wakil Menteri BUMN ini.

Menanggapi hal itu, Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menilai, prediksi akan adanya lonjakan kasus tidak diantisipasi dengan tepat dan cepat oleh pemerintah. Padahal, kata dia, sejak akhir tahun lalu, kalangan epidemiolog sudah mengatakan akan ada lonjakan kasus. Yang terjadi, justru masih adanya pelonggaran dengan diperbolehkannya masyarakat untuk bepergian.

Adsense

“Jadi, menurut saya strateginya tidak berbasis data, artinya akan misleading,” katanya, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense