Dark/Light Mode

Indonesia Sibuk Debat Wisata Halal

Selasa, 29 Desember 2020 05:55 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah vaksin, sekarang “wisata” yang diperdebatkan status halal haramnya. Perdebatan itu berawal ketika Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno bertekad mengembangkan wisata halal dan religi.

Ada yang menilai bahwa istilah berbau agama, termasuk istilah halal, bisa menimbulkan ketidaknyamanan di daerah yang penduduknya mayoritas non-muslim. Bahkan, ada yang menyindir supaya Sandiaga diangkat sebagai pengurus MUI (Majelis Ulama Indonesia).

Bagi Sandiaga, tekadnya memajukan produk halal, termasuk wisatanya, khususnya di Bali, sudah dia gaungkan sejak kampanye Pilpres 2019 bersama Prabowo Subianto.

Setelah diangkat menjadi menteri Jokowi, Sandiaga seperti menemukan ladang kreasinya. Menurutnya, potensi produk halal yang mencapai Rp 3.000 triliun, perlu digarap serius.

Baca juga : Hati-hati Bisnis Monyet

Sejauh ini, Indonesia sepertinya hanya menjadi “tukang stempel” dan menjadi konsumen produk-produk halal dari negara lain.

Yang menyedihkan, untuk produk halal, Indonesia kalah dari Brazil yang hanya memiliki populasi muslim 0,0002 persen.

Di saat Brazil sudah menjadi pemain utama dan menguasai produk halal dunia, Indonesia masih terjebak dengan persoalan istilah.

Ketika Indonesia sibuk berdebat, Brazil sudah eksis dengan tiga lembaga besar sertifikasi halalnya; Pusat Makanan Halal Brazil Islami (CIBAL Halal), Federasi Asosiasi Muslim Brazil (FAMBRAS), dan Pusat Promosi Muslim Amerika Latin.

Baca juga : Bonus Untuk Menteri Baru

Lembaga-lembaga itu punya urusan beragam di seluruh mata rantai produksi. Sangat detail. Bahkan, ada “sertifikat untuk kulkas halal”. Tidak heran kalau dari total produksi ayam di Brazil, 33 persennya bersertifikat halal dan diekspor.

Untuk daging sapi berlabel halal, produksinya bahkan lebih besar lagi: 40 persen dari total produksi.

Sekarang, Brazil sedang merancang kawasan pelabuhan khusus untuk produk-produk halal. Mereka mengadaptasi terminal kapal eksklusif untuk menampung kargo bersertifikat Halal di Rotterdam, Belanda.

Belanda? Ya, Belanda. Kenapa bukan Indonesia? Itulah tantangan yang harus dibuktikan Sandiaga Uno.

Baca juga : Korupsi Yang Tak Pernah Selesai

Salah satu tantangan itu, menciptakan “kondisi halal” dalam berinvestasi. Misalnya, menghilangkan birokrasi berbelit-belit, korupsi, pungli, uang rokok, uang dengar dan uang-uang sejenis.

Sekarang, kita menantikan gebrakan “menteri rasa cawapres” Sandiaga Uno.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.