BREAKING NEWS
 

Nih, Tiga Faktor Yang Kudu Diperbaiki Parpol KIB

Reporter : IRANDI KASMARA
Editor : WAHYU SURYANI
Sabtu, 29 Oktober 2022 08:15 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah), Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri) dan Wakil Ketua Umum PPP Amir Uskara yang tergabung dalam KIB/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Survei Litbang Kompas menunjukkan perolehan suara partai anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mengalami penurunan jika pemilu dilakukan saat ini. 

KIB merupakan koalisi yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN). 

Dalam survei tersebut, Golkar keluar dari tiga besar papan atas dengan hanya memperoleh 7,9 persen suara. Padahal pada survei yang sama Juni 2022, Golkar mendapat suara 10,3 persen. 

Sedangkan PAN yang memperoleh 3,6 persen pada survei Juni juga mengalami penurunan suara menjadi 3,1 persen. PPP hanya memperoleh 1,7 persen suara.

Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa menilai, penurunan itu disebabkan tiga faktor. 

Pertama, KIB hingga saat ini belum memajang nama calon presiden (capres) dan cawapres yang bakal didukung pada Pilpres 2024. Sehingga partai anggota koalisi tidak mendapat keuntungan dari efek ekor jas (coat-tail effect).

Baca juga : Hari Ini 5 Tersangka Kanjuruhan Kembali Diperiksa, Polri: Dirut LIB Besok

Kedua, kemiripan ceruk elektoral. Herry menjelaskan, ketiga partai anggota KIB berbagi suara di ceruk yang sama, yakni segmen pendukung pemerintah. 

Kedua ceruk elektoral dari ketiga parpol ini hampir mirip di segmen masyarakat pendukung pemerintah. Namun, mereka harus mengerti ceruk elektoral itu tidak hanya kelompok masyarakat atau segmen masyarakat yang pro pemerintah. 

“Ada segmen masyarakat yang justru kontra dengan pemerintah," ujarnya.

Golkar, PAN, dan PPP juga belum berupaya maksimal menggarap ceruk elektoral yang kontra pemerintah. 

“Sampai saat ini, ketiga parpol belum ada upaya menarik ceruk ini ke dalam elektabilitas mereka," tegasnya.

Adsense

Selain itu, KIB juga tidak tampak mempunyai terobosan dan inovasi yang mampu menarik perhatian publik. 

Baca juga : Simak Nih, Tips Bikin Ruang Apartemen Bertambah Luas

Ketiga, sampai hari ini, tidak ada gebrakan atau inovasi tertentu yang membuat publik tertarik atau simpati untuk memilih salah satu. Misalnya, di antara mereka terbagi secara proporsional terdistribusi suara atau ceruk elektoral itu.

Menurut Herry, KIB harus mampu mengatasi tiga persoalan tersebut jika ingin membalikkan keadaan. "Jelas (harus diselesaikan)," pungkasnya.

Kekuatan Figur

Pengamat politik Universitas Diponegoro, Teguh Yuwono mengatakan, ini karena ada pergeseran dari parpol ke tokoh.

"Hasil survei hari ini sangat didominasi oleh faktor figur tokoh, bukan parpol atau koalisi. Akibatnya, pertarungan capres yang ramai hanya tiga, Ganjar Anies dan Prabowo. Artinya, the power of figur lebih gede daripada parpol," jelas Teguh.

Dia mengatakan, perkembangan media dan media sosial membuat figur lebih penting dari parpol. 

Baca juga : Tiga Pilar Banteng Bantu Korban Tragedi Kanjuruhan

“Ini efek dari perkembangan media sosial, media komunitas yang sekarang lebih memperjuangkan figur dalam gelanggang. Parpol cuma jadi tiket. Koalisi ini entah KIB atau yang lain, menjadi bergeser dengan kekuatan figur," jelas Teguh.

Partai Golkar baru saja merayakan ulang tahun ke-58. Dalam kesempatan tersebut, ketiga Ketua umum parpol dan jajarannya berkumpul, merayakan dalam situasi yang hangat.

Kemudian, KIB juga dekat dengan Presiden Jokowi. Bahkan, Jokowi sudah tahu nama-nama capres yang beredar di KIB.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, KIB memiliki "tiket premium" pencalonan presiden dan wakil presiden untuk Pemilu 2024, karena suaranya melampaui batas minimal presidential threshold.

"Partai Golkar bersama PAN dan PPP sudah punya tiket Pak Presiden untuk mencalonkan presiden dan wakil presiden tahun 2024. Tiketnya kalau nonton bola, tiket premium Pak Presiden, di atas batas minimal," kata Airlangga, beberapa waktu lalu.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense