Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pak Jokowi Dan Pak Surya Itu, Adik Kakak Yang Saling Merindukan

Senin, 30 Januari 2023 12:44 WIB
Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali,
Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali,

 Sebelumnya 
Artinya, yang dilakukan Bang Surya itu sebenarnya bukan untuk menciptakan munculnya “antitesa” Pak Jokowi? 

Bukan. Bagi Pak Surya, bagaimanapun pembangunan berkesinambungan menjadi salah satu cita-cita dari Partai NasDem.

Apa yang baik yang sedang dilakukan oleh Pak Jokowi hari ini harus dilanjutkan, yang masih kurang harus diperbaiki, dikoreksi.

Pak Surya itu tidak mau melihat pembangunan yang sudah berjalan hari ini menjadi mangkrak, maka, Pak Surya berketetapan, harus ada figur untuk melanjutkan pembangunan. 

Sejak Bang Surya deklarasi mencapreskan Anies, awal Oktober 2022, pertemuan ini baru terjadi. Jadi hampir 4 bulan nggak bertemu. Bisa digambarkan seperti apa suasana pertemuan ini? 

Setelah mereka bertemu ternyata mereka saling merindukan. 

Apa yang disampaikan Bang Surya ke Pak Jokowi dalam pertemuan itu? 

Pak Surya menjelaskan alasan-alasannya memilih Anies. Alhamdulillah, Pak Jokowi bisa menerima alasan-alasan tersebut, sehingga kami melihat bahwa hubungan itu kembali seperti biasa. 

Apa ukurannya bisa disimpulkan hubungan Bang Surya dan Pak Jokowi baik-baik saja setelah pertemuan itu? 

Ukuran-ukuran itu terlihat ketika Pak Jokowi mengundang Pak Surya ke Istana. Begitu Pak Surya sampai di Istana, tidak menunggu lama, tapi langsung diterima dan berdiskusi selama satu jam lebih. Pada saat pulang, juga diantar.

Artinya, ini adalah pelayanan yang sangat baik dan sesuatu hal yang positif. Itu kan menjadi pertanda bahwa hubungan itu kembali normal seperti biasa. 

Dengan adanya pertemuan ini, bisa dikatakan kebekuan komunikasi antara Bang Surya dengan Pak Jokowi sudah cair lagi? 

Baca juga : Jokowi: Situasi Sudah Normal, Ayo Kerja Keras, Kejar Ketinggalan

Bisa jadi dalam proses kebekuan komunikasi ini, Presiden juga menilai orang-orang yang ada di sekitar lingkungannya.

Berapa banyak sih orang yang kemudian menginginkan Pak Jokowi dengan Pak Surya kembali baik, dan berapa banyak orang yang “kompor” dan mengipasi  supaya Pak Surya menjauh. Ya kan, Pak Jokowi pasti melihat dan menilai lingkungannya. 

Dalam pandangan Anda, sebenarnya logis nggak sih Pak Jokowi menjauhi Bang Surya? 

Pertanyaan sebaliknya saya ajukan. Apa salah Pak Surya, sehingga harus dijauhi Pak Jokowi?

Pak Surya tidak melakukan kesalahan apa-apa terhadap Pak Jokowi, selain tidak berpamitan untuk mengusung dan mendeklarasikan Anies. Tapi, Pak Surya memiliki alasan yang kemudian dijelaskan ke Pak Jokowi.

Selain itu, tidak ada alasan yang kemudian membuat mereka menjadi tidak bersahabat, karena perjalanan panjang mereka itu semua dinilai oleh publik. 

Perjalanan seperti apa? Bisa diceritakan? 

Perjalanan ini dimulai ketika NasDem mencalonkan Pak Jokowi periode pertama 2014.

Ketika kita mencalonkan Pak Jokowi, tidak sedikit partai yang kemudian nyinyir dan bertanya, kenapa Pak Jokowi.

Banyak keraguan-keraguan, tapi Pak Surya tidak surut dengan keputusan itu. Bahkan, berjuang bersungguh-sungguh.

Semua itu menjadi rekam jejak yang masih hangat di masyarakat, sehingga kemudian hubungan itu tiba-tiba rusak gara-gara itu. Tidak mungkin sama sekali. 

Melihat penjelasan Anda, pertemuan itu begitu hangat ya. Betulkah? 

Baca juga : Vito Dan Zacha/Bela Petik Pelajaran Berharga Di Malaysia Terbuka

Tentunya, kita berharap pertemuan kemarin adalah pertemuan yang kemudian menghangatkan kembali hubungan keduanya. Karena publik pasti merasa tidak nyaman, kalau kemudian dua tokoh ini berpisah hanya gara-gara itu.

Pasti ada plus minus, dan ada orang yang mengatakan Pak Jokowi begini, Pak Surya begini. Kita tidak mau publik memiliki persepsi tentang kerenggangan hubungan itu.

Bahwa ada partai politik yang menikmati kerenggangan itu, ya Pak Jokowi juga pasti tahulah itu. Ya kan. 

Ada yang curiga, pasca pertemuan Pak Jokowi dan Bang Surya, NasDem akan membatalkan pencapresan Anies. Betulkah? 

Tidak. Saya pastikan tidak. Kami sekali lagi mengusung Anies, dalam kapasitas Partai NasDem memiliki kedaulatan untuk menentukan arah politiknya.

Jadi, tidak mungkin ada partai lain yang mengintervensi keputusan itu.

Kalau kemudian ada orang luar mencoba memperkeruh, mencoba untuk membuat pendukung Anies galau, termasuk ada yang mengancam untuk mendemo DPP NasDem karena dianggap tidak konsisten dan lain-lain, saya pastikan sebagai wakil ketua umum Partai NasDem, bahwa Pak Jokowi sangat menghargai dan menghormati keputusan yang diambil oleh Partai NasDem.

Kami menyadari betul bahwa keputusan yang diambil oleh Partai NasDem itu adalah keputusan politik yang legal, karena diambil dalam forum dan mekanisme di Rakernas. Sehingga, keputusannya itu tidak main-main.

Keputusan itu tidak akan diubah, karena sudah final bagi NasDem. 

Sekali lagi saya tanya, berarti keputusan NasDem mencapreskan Anies tidak akan berubah, karena Bang Surya ketemu Pak Jokowi? 

Tidak. Sekali lagi saya katakan tidak. Dalam pertemuan kemarin itu, Pak Jokowi menghargai keputusan Partai NasDem.

Kalau kemudian di luar ada yang mengatakan pencalonan Anies itu terancam, itu fitnah. Itu adalah orang yang sengaja ingin mendelegitimasi Partai NasDem.

Baca juga : Perppu Ciptaker Dan Program Kartu Prakerja Saling Menguatkan

Bagi Partai NasDem, alasan tidak mencalonkan Anies hanya terjadi jika kita tidak mendapatkan koalisi. Hanya satu itu alasannya. 

Pertemuan Pak Jokowi dengan Bang Surya, juga dikaitkan ke wacana reshuffle. Apakah soal reshuffle dibahas dalam pertemuan itu? 

Saya sudah tanyakan ke Pak Surya, dan Pak Surya mengatakan tidak menyinggung persoalan itu. 

Setiap isu reshuffle berhembus, 3 menteri NasDem selalu dibidik. Komentar Anda? 

Begini, yang punya kewenangan melakukan reshuffle itu adalah presiden. Itu adalah hak prerogatif Bapak Presiden.

Kami tidak akan pernah mau mengomentari reshuffle, karena itu adalah hak beliau. Cuma perlu diingat, NasDem itu sahabatnya Pak Jokowi dimulai dari 2014.

Kami mendapatkan jatah 3 kursi menteri itu bukan pemberian, itu adalah perjuangan bersama. Sama seperti PKB dan PDIP.

Walaupun secara eksplisit kami tidak meminta, Pak Jokowi tidak pernah menjanjikan itu. Kami juga tidak berbeda dengan partai lain. 

Tidak seperti PDIP yang di Kongres di Bali meminta jumlah yang banyak. Itu wajar dan manusiawi, karena memang Pak Jokowi adalah kader PDIP dan PDIP partai pemenang. Tapi  NasDem tidak pernah meminta itu.

Makanya, kami mengartikan, mendapatkan jatah tiga kursi itu, adalah bukan pemberian, tapi itu adalah kerja bersama. 

Jadi, ketika kita kerja bersama mengusung Pak Jokowi, hasilnya kami diikutkan dalam proses itu.

Mungkin berbeda dengan partai lain yang bergabung di tengah jalan dan langsung diberikan begitu saja oleh Pak Presiden, sehingga pertanyaannya apa mungkin akan di-reshuffle dan akan diambil. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.