Dark/Light Mode

Tantangan Gen Z dalam Mewujudkan Indonesia Emas

Kamis, 27 Juni 2024 11:51 WIB
Dr. Rasminto [Foto: Ist]
Dr. Rasminto [Foto: Ist]

"Generasi Z Indonesia, merupakan tulang punggung bonus demografi, memainkan peran kunci dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, sebuah visi untuk menjadikan Indonesia negara maju, sejahtera, dan berdaya saing global".

Generasi Z atau Gen Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, dihadapkan pada tantangan-tantangan yang unik di era digital ini. Mereka akan menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan visi Indonesia Emas, dimana dihadapkan pada dinamika teknologi yang cepat, perubahan sosial yang kompleks, serta tuntutan untuk beradaptasi dengan cepat dalam lingkungan global yang kompetitif. 

Generasi Z harus mampu bersaing di kancah global, yang menuntut keterampilan dan pengetahuan yang tinggi. Tekanan untuk mengikuti arus global sering kali membuat Gen Z merasa kehilangan identitas budaya dan jati diri, yang bisa berakibat pada krisis identitas. 

Tantangan Gen Z Kini

Tantangan untuk tetap mempertahankan nilai-nilai lokal dan tradisional sambil memanfaatkan peluang global menjadi dilema yang harus dihadapi oleh generasi muda saat ini terutama Gen Z. Tantangan globalisasi, masalah narkoba menjadi ancaman serius bagi pemuda Indonesia. Penyalahgunaan narkoba merusak kesehatan fisik dan mental, serta mengancam masa depan mereka. 

Baca juga : Ingrid: Perempuan Bisa Wujudkan Indonesia Emas 2045

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), total dari rentang usia 15-64 tahun ada sekitar 4,8 juta penduduk desa dan kota pernah memakai narkoba sepanjang 2022-2023. BNN mengungkap 768 kasus tindak pidana narkotika dengan tersangka sebanyak 1.209 orang (Kompas.id, 25/3/2023). Narkoba bukan hanya menghancurkan individu tetapi juga merusak tatanan sosial dan keluarga. 

Bahaya penggunaan gadget yang berlebihan juga menjadi isu yang mengkhawatirkan. Gadget dan media sosial yang tidak digunakan dengan bijak dapat menyebabkan kecanduan, gangguan tidur, serta menurunnya interaksi sosial di dunia nyata. Gen Z cenderung menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar, yang bisa mengganggu proses belajar dan produktivitas mereka. 

Tantangan lainnya termasuk maraknya judi online, tawuran, dan berita hoaks. Judi online yang mudah diakses melalui internet dapat menjebak gen z dalam lingkaran kecanduan dan masalah finansial. Berdasarkan data kasus judi online, pada tahun 2024 tercatat sebanyak 792 kasus, sedangkan pada tahun 2023 sebanyak 1.196 kasus (Humas Polri, 25/4/2024). 

Sementara itu, Berdasarkan data Pusdatin KPAI per Oktober 2023 bahwa kejadian tawuran antarpelajar dan antargeng menunjukkan adanya krisis moral dan sosial di kalangan pemuda, dan ini menunjukan data kekerasan pada anak kerap terjadi. 

Berdasarkan data kasus kekerasan terhadap anak adalah sebanyak 1.478 kasus (KPAI, 29/11/2023), dengan rincian kasus terbanyak adalah anak korban Kejahatan Seksual sebanyak 615 kasus, anak korban Kekerasan Fisik/Psikis sebanyak 303 kasus, anak Berkonflik Hukum sebanyak 126 kasus, anak korban Eksploitasi Ekonomi/Seksual sebanyak 55 kasus, dan Anak Korban Eksploitasi Ekonomi/Seksual sebanyak 55 kasus. 

Baca juga : Menteri Siti Sebut Gaya Kepemimpinan Hijau Mulai Meluas di Indonesia

Berita hoaks yang tersebar luas di media sosial juga dapat memecah belah masyarakat dan menimbulkan konflik. Kemenkominfo RI dalam (Katadata.co.id, 5/1/2024) mencatat, terdapat 12.547 konten hoaks yang beredar di website dan platform digital sepanjang Agustus 2018 sampai Desember 2023, temuan konten hoaks periode Agustus 2018-Desember 2023 menunjukan sebaran kategori persoalan, seperti; Kesehatan (2.357 konten), Penipuan (2.210 konten), Pemerintah (2.210 konten)

Lalu, Politik (1.628 konten), Internasional (713 konten), Kejahatan (640 konten), Kebencanaan (554 konten), Pencemaran nama baik (489 konten), Keagamaan (348 konten), Mitos (229 konten), Perdagangan (71 konten), Pendidikan (68 konten) dan Lainnya (1.030 konten). Masalah ini jadi isu serius yang harus ditangani jika kita tidak mau generasi bangsa ini terjerumus dalam jurang yang lebih dalam lagi nantinya.

Gen Z, Bonus Demografi dan Indonesia Emas 2045

Pemuda Indonesia khususnya Gen Z saat ini berada pada posisi yang sangat strategis dalam konteks bonus demografi yang sedang dan akan dialami oleh bangsa ini. Bonus demografi terjadi ketika proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih besar dibandingkan dengan usia non-produktif (di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). 

Kementerian Perencanaan Pembangunan atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (22/5/2017), memproyeksikan pada 2045, penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk sebesar 297 juta jiwa. Dengan struktur penduduk demikian, Indonesia masih berada pada periode jendela kesempatan untuk menikmati bonus demografi. Jika dimanfaatkan secara optimal, maka Indonesia dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Marihot Nasution, 2021).

Fenomena ini memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial. Namun, untuk memanfaatkan bonus demografi ini secara optimal, diperlukan investasi yang signifikan dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan penciptaan lapangan kerja. Gen Z sebagai tulang punggung populasi usia produktif harus dipersiapkan dengan baik agar bisa menjadi motor penggerak kemajuan bangsa.

Baca juga : Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pupuk Kaltim Pertahankan Properda Emas Ke-9

Dalam konteks tersebut, Gen Z memiliki peran kunci dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, ketika bangsa ini akan merayakan 100 tahun kemerdekaan. Indonesia Emas 2045 adalah cita-cita besar yang menginginkan Indonesia menjadi negara yang maju, sejahtera, adil, dan berdaya saing global. Untuk mencapai visi ini, Gen Z harus dibekali dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan perkembangan zaman, termasuk penguasaan teknologi dan inovasi. 

Selain itu, karakter yang kuat, semangat nasionalisme, dan rasa tanggung jawab sosial juga perlu ditanamkan agar mereka tidak hanya sukses secara individu tetapi juga mampu berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara.

Investasi dalam pengembangan pemuda merupakan langkah strategis yang tidak dapat diabaikan. Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan dan pengembangan potensi Gen Z. Program pendidikan yang berkualitas, pelatihan vokasi, akses terhadap layanan kesehatan yang baik, serta penciptaan lingkungan yang kondusif bagi kewirausahaan dan inovasi adalah beberapa langkah konkret yang perlu diambil. 

Dengan mempersiapkan pemuda secara optimal, Indonesia tidak hanya akan memanfaatkan bonus demografi dengan efektif tetapi juga akan memiliki generasi yang siap membawa negara ini mencapai Indonesia Emas 2045, sebuah era di mana Indonesia berdiri sejajar dengan negara-negara maju lainnya di dunia. (*)


Dr. Rasminto
Dr. Rasminto
Akademisi Prodi Geografi Universitas Islam 45 (UNISMA) dan Anggota Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan Provinsi Daerah Khusus Jakarta

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.