Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Melihat Teknologi Digital Pengeboran Pertamina

Dulu 22 Hari, Sekarang 9 Hari Ngebor Sudah Keluar Minyak

Senin, 3 Januari 2022 11:20 WIB
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati (kiri), saat memantau operasional pengeboran dan produksi minyak Blok Rokan melalui War Room, di Kantor Utama Pertamina Hulu Rokan, di Rumbai, Pekanbaru, Riau, Rabu (29/12/2021).
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati (kiri), saat memantau operasional pengeboran dan produksi minyak Blok Rokan melalui War Room, di Kantor Utama Pertamina Hulu Rokan, di Rumbai, Pekanbaru, Riau, Rabu (29/12/2021).

RM.id  Rakyat Merdeka - Proses pengeboran minyak, kini bisa dipantau langsung. Bahkan secara real time, kita ikut melihat tahapan yang sedang dikerjakan. Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati sangat serius membangun teknologi digital di seluruh lokasi ladangnya. Demi kerja cepat, agar aliran minyak makin deras.

Saat berkunjung ke Blok Rokan, beberapa hari lalu, Nicke meresmikan PHR WK Rokan War Room, pusat kendali digital seluruh operasional proyek, yang smart dan terintegrasi.

War room adalah ruang diskusi dan pengambilan keputusan, yang lokasinya di kantor utama PT Pertamina Hulu Rokan, di Rumbai. Sedangkan datanya dipasok dari pusat pengolahan data IODSC (Integrated Optimization Decision Support Centre) yang berada di Minas.

Baca juga : Perkuat Transformasi Digital, Pertamina Lubricants Gandeng Google Cloud Indonesia

Bagaimana kecanggihan war room? Di sinilah gambaran detail dan rinci keseluruhan proses dan aktivitas penambangan bisa dipantau. Melalui enam layar utama, kita bisa lihat tampilan data dan informasi dalam bentuk digital dashboard. Mulai jadwal, persiapan lokasi, pembangunan fasilitas, sampai pemantauan dan pengelolaan kegiatan produksi dan perawatan peralatannya.

Pada tahap drilling ladang minyak, misalnya. Dari kantor pusat yang jaraknya ratusan kilometer ke lokasi pengeboran, kita bisa ikut langsung melihat gambaran area permukaan sampai jauh ke perut bumi, melalui kamera dan teknologi GPS yang dipasang di tiap rig atau menara pengeboran. Pantauannya detail bahkan sampai kedalaman 5.000 kaki.

Sistem pengeboran pun sudah canggih. Ujung bornya seperti ada sensor, seolah punya mata dan hidung. Jauh di bawah permukaan tanah, dia bisa belok kanan kiri, atas bawah, mengendus sampai ke lokasi target penyedotan. Hebat. Sampai akhir tahun sudah 18 rig agresif ngebor di Rokan. Siang malam kerja tanpa henti. Targetnya 30-40 sumur per bulan, atau dapat 1 sumur minyak baru setiap harinya.

Baca juga : Pertamina Hulu Energi Tandatangani 8 Perjanjian Jual Beli Gas Dan Minyak

Tahap sebelum ngebor pun bisa dipantau. Kondisi seluruh lahan yang disiapkan, misalnya, ketahuan statusnya. Di layar besar, terlihat setiap warna menunjukkan status yang berbeda. Hijau berarti lahan sudah maturasi, dan merah artinya, rig sudah ada di lokasi. Warna coklat, menunjukkan lahan siap dibor.

Untuk memenuhi target setahun ke depan, Pertamina menyiapkan 500 titik pengeboran.

Jaffee Arizon Suardin, Dirut PT Pertamina Hulu Rokan, menceritakan kerja timnya cepat sekali. Sejak ditangan Pertamina, waktu pengeboran, mulai tajak (mata bor masuk tanah) sampai keluar minyak sebagai produksi awal atau POP (put on production) lebih pendek. Dari 32 hari menjadi 19 hari untuk jenis Heavy Oil (HO). Dan dari 22 hari menjadi 9 hari untuk jenis light oil atau biasa disebut Sumatra Light Oil (SLO). Luar biasa dan membanggakan, karena melampaui kecepatan sebelumnya, saat Blok Rokan dimiliki perusahaan Amerika, PT Chevron Pasific Indonesia.

Baca juga : Komisi IV Nanya Penerimaan Negara Dari Sektor Kehutanan

Budiman Parhusip, CEO Subholding Upstream Pertamina sangat senang dengan teknologi digital yang dimanfaatkan untuk memonitor persiapan pengeboran sampai dengan hasil produksi. Namanya war room, tapi bukan untuk peperangan, melainkan untuk mempercepat pekerjaan. Jika ada kendala di lapangan, dengan cepat bisa diambil keputusan, dan menemukan solusinya. Fasilitas ini akan jadi percontohan dan diterapkan di wilayah kerja Pertamina lainnya. [NAN/SRF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.