Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Waka BPIP: Teroris Menebarkan Ketakutan, Bukan Keagamaan

Selasa, 22 Maret 2022 22:31 WIB
Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono. (Foto: ist)
Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Implementasi nilai-nilai Pancasila berbasis masyarakat penting untuk menangkal radikalisme dan terorisme.

Hal ini disampaikan Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono dalam Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (22/3). 

Menurut dia, ada keterkaitan faktor seseorang bisa terpapar ideologi terorisme. Diantaranya, pendidikan rendah, merasa terkucilkan, dan berujung pada ketidakpuasan. Alhasil, oknum tersebut mudah terprovokasi dengan ujaran kebencian bercampur paham agama yang keliru. 

Baca juga : Ace: Sosialisasi Pengelolaan Keuangan Haji Harus Transparan

"Gerakan terorisme itu selalu bertanya, pilih Pancasila atau kitab suci? Seolah ada dikotomi," ujar Hariyono. 

Guru Besar Universitas Negeri Malang ini menegaskan, Pancasila tidak bisa dipertentangkan dengan kitab suci apapun. "Saya yakin, mereka yang terjebak terorisme itu bukan menebarkan keagamaan, tapi ketakutan. Saat bangsa Indonesia takut, tiada percaya diri, mudah pecah dan curiga, bahkan tega membunuh saudara sendiri," terang Hariyono. 

Penguasaan teknologi, lanjutnya, juga sangat dibutuhkan guna menangkal proxy war. "Saat ini terorisme tak perlu guru, hanya media sosial. Pancasila bisa mempersatukan masyarakat dengan toleransi dan kolaborasi," tukas Hariyono. 

Baca juga : Hong Kong Longgarkan Pembatasan Bulan Depan

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar menambahkan, ideologi terorisme tidak mengajarkan untuk mencintai, melainkan membenci negara sendiri dan konstitusi. Diperlukan narasi-narasi untuk membangun semangat jati diri dan pilar kebangsaan. 

"Kami menjadikan media sebagai upaya kontra radikalisasi. Melawan orang-orang yang benci dengan NKRI dan mengadu domba anak bangsa," ucap Boy. 

Eks Kapolda Papua ini menekankan kesiapsiagaan kolektif antara aparatur negara dan masyarakat. "Siapapun bisa menjadi korban terorisme jika kita tidak waspada," tandas Boy. 

Baca juga : Pimpin Sidang Parlemen Perempuan IPU, Irine Suarakan Kesetaraan Gender

Hadir pula dalam deklarasi, perwakilan Pemprov, Forkopimda, Wakil Ketua DPRD, akademisi, budayawan dan tokoh masyarakat se-Kalsel. [GO]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.