Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga, di tengah pemulihan perekonomian global dan domestik yang masih dibayangi berbagai tantangan.
Sinergi kebijakan menjadi kunci stabilnya sistem keuangan, yang diwujudkan melalui bauran kebijakan nasional yang akomodatif. Sistem keuangan tetap berdaya tahan, dan intermediasi melanjutkan perbaikan seiring dengan membaiknya kinerja korporasi dan rumah tangga (RT) serta persepsi risiko.
Dalam rangka mendorong fungsi intermediasi yang seimbang dan berkualitas, Bank Indonesia melanjutkan bauran kebijakan yang mendukung pemulihan ekonomi nasional, di antaranya melalui kebijakan makroprudensial yang akomodatif dan inovatif bersinergi dengan kebijakan KSSK.
Baca juga : Hasil Pertanian Kena Pajak, Para Petani Teriak
Seiring dengan prospek pemulihan ekonomi, stabilitas sistem keuangan Indonesia diprakirakan tetap terjaga pada 2022. Meskipun masih dihadapkan pada sejumlah tantangan yang perlu diwaspadai.
Demikian intisari buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) No. 38. “Sinergi dan Inovasi Untuk Mengakselerasi Pemulihan Intermediasi dan Menjaga Ketahanan Sistem Keuangan" yang diluncurkan, Jumat (13/5).
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan, 3 makna tersirat dari KSK No.38. Pertama, optimisme pertumbuhan intermediasi yang semakin membaik di tahun 2022 di tengah dinamika ekonomi global yang masih dibayangi berbagai tantangan.
Baca juga : Dihantui Inflasi AS, Rupiah Tetap Perkasa
Kedua, kata dia, transformasi kebijakan untuk menjaga ketahanan sistem keuangan dengan tetap mendorong intermediasi yang seimbang. Ketiga, sinergi dalam membangun ekonomi yang inklusif melalui pembiayaan dan gerakan penggunaan produk dalam negeri.
Sementara, Deputi Gubernur Senior, Destry Damayanti, pada pembukaan Webinar “Bauran Kebijakan Nasional di tengah Dinamika Ekonomi Global, Dampak Ketegangan Geopolitik dan Tantangan Scarring Effect" menekankan pentingnya kebijakan otoritas yang well calibrated, well planned, and well communicated untuk menjawab berbagai tantangan yang masih akan mewarnai pemulihan ekonomi global dan domestik ke depan.
Diskusi dalam webinar ini mengemukakan beberapa tantangan dimaksud, di antaranya ketegangan geopolitik Rusia Ukraina yang masih berlanjut dan dampak luka memar (scarring effect) pandemi Covid-19 yang bersifat struktural. Untuk itu, Bank Indonesia terus berupaya menjaga momentum pemulihan melalui penguatan sinergi kebijakan nasional, termasuk didalamnya kebijakan makroprudensial akomodatif.
Baca juga : Jaga Sistem Pencernaan Dengan Pola Makan Dan Gaya Hidup Sehat
Hadir sebagai narasumber webinar yaitu Secretary General Financial Stability Board (FSB) Dietrich Domanski; Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia Yati Kurniati; Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kementerian Keuangan Wahyu Utomo; Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Anung Herlianto. Webinar dihadiri pula oleh perwakilan Himbara, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan kalangan akademisi.
Uraian lengkap buku KSK No.38 dapat diunduh dalam format digital melalui website Bank Indonesia. Buku KSK adalah publikasi utama BI di bidang stabilitas sistem keuangan (SSK) yang diterbitkan setiap semester. [DWI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya