Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Gandeng Air Liquide

Pertamina Akan Gunakan Teknologi Tangkap Emisi

Jumat, 20 Mei 2022 07:30 WIB
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (kiri) bersama President Director of PT Air Liquide Indonesia Marloes Moerman menandatangani joint study agreement (JSA) terkait kesepakatan kerja sama dalam pengembangan teknologi CCU di Unit Pengolahan Kilang Balikpapan, Selasa (17/5). (Foto: Dokumentasi Pertamina).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (kiri) bersama President Director of PT Air Liquide Indonesia Marloes Moerman menandatangani joint study agreement (JSA) terkait kesepakatan kerja sama dalam pengembangan teknologi CCU di Unit Pengolahan Kilang Balikpapan, Selasa (17/5). (Foto: Dokumentasi Pertamina).

 Sebelumnya 
“Kementerian BUMN telah berkomitmen memulai dekarbonisasi. Kami secara aktif memimpin agenda dekarbonisasi dengan tiga pilar inisiatif. Yakni reduce end-to-end emission, build adjacent businesses, dan explore step-out opportunities,” kata Pahala dalam keterangan yang dikutip, Rabu (18/5).

Menurut mantan bos Garuda Indonesia ini, inisiatif tersebut memiliki target agresif. Yakni, mengurangi sekitar 85 juta ton CO2e per tahun, atau berkontribusi sebesar 10 persen pada NDC di tahun 2030.

“Penerapan teknologi CCUS (Carbon Capture, Utilization and Storage) dapat meningkatkan produksi minyak dan gas, sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan,” jelas Pahala.

Baca juga : Pertamina-Air Liquide Teken Kerja Sama Pengembangan Teknologi CCU Di Kilang Balikpapan

Teknologi CCUS, sambungnya, memungkinkan kilang Pertamina untuk membuat CO2 yang tersedia baik. Terutama untuk penyimpanan (Carbon Capture and Storage/CCS) atau penggunaan (Carbon Capture and Utilization/CCU). Dan mengintegrasikan sektor ini ke dalam ekonomi sirkular.

Terkait hal ini, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, penerapan teknologi CCUS, merupakan salah satu inisiatif untuk mengurangi emisi karbon dari fasilitas kilang Pertamina. Sekaligus menjadi solusi peningkatan produksi migas di era transisi energi.

“Saat ini transisi energi merupakan isu prioritas. Pertamina telah memainkan peran penting dalam memimpin transisi industri energi Indonesia,” ujar Nicke.

Baca juga : Jelang Liga 1, Skuad Persib Jalani Tes Psikologis

Pertamina juga menargetkan penurunan emisi GRK sebesar 30 persen. Dan, meningkatkan bauran energi terbarukan dari 9,2 persen pada 2019 menjadi 17,7 persen pada 2030.

Di saat yang sama, Indonesia memegang Presidensi G20 dengan memprioritaskan transisi ke energi berkelanjutan sebagai salah satu isu utama.

“Kami berharap dengan ditandatanganinya JSA antara Pertamina dan Air Liquide ini, akan membawa dampak positif bagi percepatan implementasi teknologi rendah karbon. Serta penyediaan Low Carbon Energy Resilience di Indonesia,” harap Nicke.

Baca juga : Kapolri Senangkan Buruh

Melalui kerja sama ini, katanya, diharapkan akan mempercepat penerapan green technology dalam menyediakan energi rendah karbon. Sekaligus menjaga perubahan iklim global.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.