Dark/Light Mode

Kemenperin Genjot Daya Saing Industri Plastik Dan Karet

Selasa, 9 Juli 2019 15:02 WIB
Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono didampingi Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kemenperin Taufiek Bawazier meninjau salah satu stan peserta Pameran Produk Industri Plastik dan Karet 2019 di Plasa Pameran Industri, Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (9/7). (Foto: Kemenperin)
Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono didampingi Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kemenperin Taufiek Bawazier meninjau salah satu stan peserta Pameran Produk Industri Plastik dan Karet 2019 di Plasa Pameran Industri, Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (9/7). (Foto: Kemenperin)

RM.id  Rakyat Merdeka -
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu daya saing industri plastik dan karet. Sebab, kedua industri tersebut menjadi kontributor penggerak perekonomian nasional. 

“Industri plastik dan karet merupakan dua sektor yang strategis dengan karakteristik yang berbeda. Keduanya merupakan industri vital dengan ruang lingkup hulu hingga hilir, memiliki variasi produk yang sangat luas, serta selalu dibutuhkan oleh sektor industri lainnya sehingga masih potensial dikembangkan,” ujar Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono pada pembukaan “Pameran Produk Industri Plastik dan Karet 2019” di Plasa Pameran Industri, Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (9/7).

Menurut dia, selama ini industri plastik dan karet di dalam negeri telah mampu berproduksi dengan kualitas yang baik sesuai standar sehingga mampu bersaing dengan produk impor. Produk dari kedua sektor tersebut juga memiliki tingkat konsumsi yang masih tinggi.

Baca juga : BI Siapkan Insentif Pajak Buat Eksportir

“Aplikasi kedua produk itu sangat luas untuk sektor industri lain, seperti industri kemasan untuk makanan dan kosmetik, elektronik, otomotif, dan industri lainnya. Maka itu, dalam pameran ini, kami pertunjukkan kemampuan teknologi yang sudah dikuasai kedua sektor ini,” tambahnya.

Dalam upaya pengembangan industri karet, pemerintah tengah mendorong agar sektor tersebut bisa lebih maju lagi dan mampu menyerap bahan baku karet dalam negeri yang melimpah dengan maksimal. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara utama penghasil karet alam dengan produksi melebihi 3,7 juta ton per tahun. 

“Untuk itu, Kemenperin gencar mendorong transformasi dan penguatan komoditas karet dengan memperluas produksi karet di hilir,” ujar Sigit. 

Baca juga : Kemenhub Minta Damri Selesaikan Mogok Kondekturnya

Kemenperin, kata dia, terus berupaya meningkatkan penyerapan bahan baku karet melalui teknologi aspal karet dengan menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) guna mendorong penggunaan aspal karet di jalan tol seluruh Indonesia. “Dengan terobosan tersebut, 7% dari kebutuhan aspal di dalam negeri sebesar 1,6 juta ton bisa disubstitusi dengan karet alam,” imbuhnya.

Di samping itu, intensifikasi maupun ekstensifikasi eskpor barang karet akan dilakukan dengan menciptakan cabang-cabang industri baru, seperti industri ban pesawat dan vulkanisir pesawat terbang yang berpotensi menyerap karet alam dan menghasilkan devisa nasional serta menerapkan teknoligi industri 4.0. “Untuk mendorong transformasi tersebut, pemerintah telah menyiapkan berbagai macam kebijakan berupa berbagai macam insentif bagi industri,” jelas Sigit.

Pameran Produk Industri Plastik dan Karet 2019 diselenggarakan di Plasa Pameran Industri pada 9-12 Juli 2019 dengan diikuti 38 pelaku usaha, terdiri dari 17 perusahaan industri plastik, 14 perusahaan industri karet, 4 asosiasi produsen, serta 3 instansi pemerintah. [DIT]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.