Dark/Light Mode

Genjot Tiga Proyek PLTA 49 MW

Kencana Energi Lestari Konsisten Kembangkan Energi Terbarukan

Minggu, 21 Juli 2019 15:17 WIB
Public Expose dan Due Diligence Meeting PT Kencana Energi Lestari Tbk tentang rencana Penawaran Umum Perdana Saham di Jakarta,  Jumat (19/7). (Istimewa)
Public Expose dan Due Diligence Meeting PT Kencana Energi Lestari Tbk tentang rencana Penawaran Umum Perdana Saham di Jakarta, Jumat (19/7). (Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perusahaan yang bergerak di sektor pembangkit listrik tenaga air (PLTA), PT Kencana Energi Lestari Tbk telah memiliki 3 proyek PLTA di Pulau Sumatera dan Sulawesi. Total kapasitas produksi dari tiga proyek itu adalah sebesar 49 Megawatt (MW).

Proyek PLTA atau hydro power plant yang digarap perseroan ada yang sudah beroperasi dan ada yang belum. Rencananya akan ada yang dioperasikan lagi dalam waktu dekat.

CEO dan Chairman Kencana Group, Henry Maknawi mengungkapkan, proyek yang sudah beroperasi yaitu PLTA Pakkat di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.

"Untuk proyek PLTA Pakkat sudah beroperasi. Kapasitasnya 18 Megawatt (MW)," katanya dalam keterangan pers tentang Public Expose dan Due Diligence Meeting terkait rencana Penawaran Umum Perdana Saham di Jakarta, Jumat (19/7).

Untuk proyek PLTA Air Putih, lanjut Henry, terletak masih di Pulau Sumatera tepatnya Provinsi Bengkulu. PLTA itu berkapasitas 21 MW saat ini sedang menunggu Commercial Operation Date (COD) yang dijadwalkan pada bulan Agustus-September 2019.

Baca juga : Gandeng Jepang, PLT OTEC 5 MW Segera Dikembangkan di Bali Utara

Sedangkan yang terakhir yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Proyek PLTM terletak di Madong Sulawesi Selatan.

"Kapasitas PLTA Madong 10 MW saat ini sedang dalam tahap persiapan konstruksi dan berlokasi di Sulawesi Selatan," tegasnya.

Seiring dengan perkembangan kebutuhan penyediaan tenaga energi terbarukan, Perseroan bermitra dengan PLN (Persero) untuk konsisten mengembangkan skala usaha yang lebih besar.

Metode yang dipakai adalah konsesi dan kontrak penyediaan listrik PPA yang serupa dengan kontrak-kontrak yang saat ini telah dimiliki.

Untuk diketahui perseroan memiliki profil usaha yang unik dengan business model penyediaan energi terbarukan (renewable energy) yang didukung oleh kontrak penyediaan listrik jangka panjang PPA (Power Purchase Agreement) kepada PLN; yaitu selama 20 hingga 30 tahun sejak dioperasikannya pembangkit listrik tenaga air.

Baca juga : Baran Energy, Kembangkan Energi Ramah Lingkungan

Penawaran Umum Tahun ini perusahaan berencana melakukan Penawaran Umum Perdana Saham Kencana Energi Lestari.

Henry yakin cara itu bisa membantu mengembangkan bisnis perusahaan untuk lebih besar. "Karena dengan terbukanya kepemilikan modal kepada masyarakat umum maka perseroan berkesempatan untuk dapat mengakses alternatif pendanaan lain dari publik yang akan membantu pertumbuhan usaha kami,” kata Henry.

Dia menilai, tujuan aksi korporasi kali ini juga sangat positif untuk internal perusahaan. Pasalnya setelah perusahaan menjadi entitas publik maka level of governance juga akan meningkat.

"Nanti semua pihak ikut mengawasi kinerja tim Manajemen. Ini sangat baik untuk meningkatkan image perusahaan,” sambungnya.

Dalam Penawaran Umum Perdana Saham, Perseroan mengalokasikan sekitar 55 persen dana IPO untuk mendukung pengembangan usaha hydro power plant dan energi terbarukan lainnya, Perseroan menunjuk PT RHB Sekuritas Indonesia, PT Bahana Sekuritas dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai Penjamin Pelaksaan Emisi untuk IPO ini.

Baca juga : Integrasi Keuangan ASEAN Tercapai

Periode Penawaran Awal (book building) berjalan sejak 17 Juli 2019 hingga 30 Juli 2019. Dan Manajemen berharap saham Perseroan dapat dicatatkan di Bursa Efek Indonesia setelah mendapatkan Persetujuan Otoritas Pasar Modal.

Dia kembali menegaskan, dalam urusan pemenuhan energi terbarukan Henry menilai Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara-negara lain. Indonesia saat ini masih didominasi oleh pembangkit tenaga listrik tenaga batubara, gas, mesin disel dan lainnya.

"Disisi lain, Pemerintah juga memiliki komitmen untuk dapat memenuhi energy mix dari renewable energy menjadi sekitar 23 persen, sekarang ini hanya sekitar 12 persen,” tegas Henry. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.