Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Erick: Kalau Harga Minyak Dunia Melorot, Harga Pertamax Bisa Ikut Turun

Rabu, 7 September 2022 20:47 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir dan Dirut Pertamina Nicke Widyawati saat meninjau Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC), Jakarta, Rabu (7/9). (Foto: Humas BUMN)
Menteri BUMN Erick Thohir dan Dirut Pertamina Nicke Widyawati saat meninjau Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC), Jakarta, Rabu (7/9). (Foto: Humas BUMN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi seperti Pertamax berpeluang turun.

Alasannya, harga Pertamax ditentukan oleh mekanisme harga minyak mentah dunia.

Sehingga, jika harga minyak dunia turun, Pertamax akan mengikuti mekanisme tersebut, dengan menurunkan harga jual kepada masyarakat.

"Banyak juga yang bicara, nanti kalau harga minyak dunia turun seperti apa? Ya pasti kita turun. Cuma, yang mesti kita ingat, apa yang dilakukan pemerintah hari ini adalah mengurangi subsidi," jelas Erick saat meninjau Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC), Jakarta, Rabu (7/9).

Baca juga : Jaga Harga, Jaga Perasaan

Saat ini, BBM seperti Pertalite, Solar, dan Pertamax masih mendapat guyuran subsidi.

Erick menjelaskan, jika minyak mentah dunia yang saat ini dibandrol dengan harga 95 dolar AS per barel, turun menjadi 75 dolar AS per barel, maka harga jual Pertamax kepada masyarakat juga ikut turun.

"Kalau nanti harga minyak dunia turun, Pertamax akan mengikuti harga pasar. Jadi, bisa saja turun. Tapi, Solar dan Pertalite tidak bisa mengikuti harga pasar, karena itu subsidi," ucap Erick.

Penyesuaian harga Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter merupakan upaya pemerintah dalam mengalihkan subsidi, agar lebih tepat sasaran.

Baca juga : HMI Dorong Pengalihan Subsidi BBM Ke Sektor Produktif Dan Urgen

Meski sebetulnya masuk kategori BBM non subsidi, Pertamina masih tetap memberikan subsidi untuk Pertamax. Sehingga, harga Pertamax masih berada di bawah harga keekonomian, atau harga yang ditawarkan kompetitor.

"Harus kita ingat, yang dilakukan pemerintah hari ini bukanlah menaikkan harga, tetapi mengurangi subsidi," tutur mantan bos Inter Milan itu.

Menurutnya, perbandingan harga BBM antarnegara tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi saja. Status sebagai negara produsen BBM, tentu akan berbeda dengan negara yang hanya mengimpor BBM, dalam penentuan harga jual kepada masyarakat.

"Kadang-kadang, masyarakat membanding-bandingkan, kenapa negara ini lebih murah? Jawabannya, karena negara itu masih menghasilkan, mayoritas gitu. Kalau kita, sudah impor," papar Erick.

Baca juga : Jokowi: Teknologi 5G Smart Mining Freeport, Pertama Di Asia Tenggara

Asal tahu saja, sejak sembilan tahun lalu, Indonesia sudah tak lagi menjadi anggota negara pengekspor minyak atau OPEC.

Alhasil, Indonesia masuk dalam kategori negara pengimpor BBM sejak 2003.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.