Dark/Light Mode

Erick: BUMN Harus Sehat, Supaya Bisa Intervensi Pasar

Kamis, 18 Agustus 2022 21:43 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Instagram)
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, kondisi kesehatan BUMN adalah hal yang krusial.

BUMN yang sehat, tentu akan memberikan dampak besar bagi negara dan masyarakat.

"Sejak awal, kita berkomitmen melakukan transformasi menyeluruh, dengan memperbaiki proses dan fokus bisnis hingga penerapan budaya kerja dengan core value Akhlak," ujarnya di Jakarta, Kamis (18/8).

Baca juga : Erick: 5 BUMN Siap Rights Issue, Tolong Jangan Dibilang Utang

Erick meyakini, aksi bersih-bersih BUMN melalui transformasi bisnis dan sumber daya manusia (SDM), akan membawa perubahan besar bagi BUMN.

Tak hanya mampu mendongkrak kinerja, program transformasi juga menjadi fondasi besar bagi BUMN, untuk meminimalkan praktik korupsi di tubuh perusahaan.

"Korupsi itu bagian yang harus diberantas. Walaupun kita menyadari, bahwa korupsi itu ada sejak dulu, tapi kita harus meminimalkan korupsi. Apalagi, korupsi uang rakyat, uang pemerintah. Ini sangat menyakitkan," papar Erick.

Baca juga : Harga Mati, Kebaya Cuma Milik Indonesia

Dia menyebut, sejumlah transformasi yang dijalankan BUMN -  seperti perampingan jumlah BUMN dan klasternya, pembentukan holding sebagai penguatan ekosistem, hingga menutup BUMN yang mati suri - tak hanya mendorong perbaikan BUMN. Tetapi juga meningkatkan kontribusi terhadap negara dan masyarakat.

"Kalau BUMN-nya korupsi sehingga tidak sehat, bagaimana bisa menjadi sebuah korporasi yang baik, dan bisa menjadi bagian pemerintah untuk mengintervensi dengan kebijakan-kebijakan, saat terjadi ketidakseimbangan," ucap Erick.

Erick mengatakan, BUMN yang sehat akan mampu tampil sebagai penyeimbang pasar, melalui sejumlah intervensi seperti operasi pasar.

Baca juga : Lestari: Penanaman Budaya Hidup Sehat Wujudkan Generasi Tangguh

Hal ini telah dilakukan BUMN, saat melakukan intervensi dengan menjual masker sebesar Rp 5 ribu. Atau jauh di bawah harga pasar, yang saat awal pandemi menyentuh angka Rp 100 ribu.

"Menyeimbangkan pasar, hanya bisa dilakukan kalau BUMN-nya sehat. Kalau BUMN-nya sakit, boro-boro mau intervensi pasar. Buat dirinya sendiri aja sulit," tandas Erick. â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.