Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menteri Bahlil: RI Bakal Setop Ekspor Timah

Jumat, 7 Oktober 2022 14:51 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, saat Orasi Ilmiah, di Grand Ballroom Unhas Hotel and Convention Center, Universitas Hasanuddin, Makassar, Jumat (7/10). (Foto: Didi Rustandi/Rakyat Merdeka)
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, saat Orasi Ilmiah, di Grand Ballroom Unhas Hotel and Convention Center, Universitas Hasanuddin, Makassar, Jumat (7/10). (Foto: Didi Rustandi/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebutkan, sebentar lagi pemerintah akan menutup keran ekspor timah, khususnya timah dalam bentuk mentah atau raw material.

Meskipun belum diucapkan kapan pastinya ekspor timah akan dilarang, Menteri Bahlil menyebutkan bahwa sektor industri timah harus wajib membangun hilirisasi.

Baca juga : Menteri Bahlil: Mahasiswa Harus Kolaborasi Ciptakan Lapangan Kerja

"Jadi sebentar lagi kita akan setop ekspor timah mentah, harus bangun hilirisasi. Begitu agenda besar ini, dunia harus tau yang dilakukan Indonesia," kata Menteri Bahlil, saat Orasi Ilmiah, di Grand Ballroom Unhas Hotel and Convention Center, Universitas Hasanuddin, Makassar, Jumat (7/10).

Bahlil menyebutkan, Indonesia menjadi negara dengan penghasil timah ke-2 di dunia setelah China. Hanya saja, Indonesia dinilai tidak bisa memainkan perannya atas penentuan harga timah di dunia itu.

Baca juga : Bulan Depan, RI Bakal Larang Ekspor Timah, Bauksit Dan Tembaga

Hal itu terjadi karena sejauh ini, ekspor timah yang dilakukan oleh Indonesia adalah hanya barang mentah. Maka dari itu, agar menjadi kuat dan bisa menjadi penentu harga timah di dunia, Indonesia akan melakukan hilirisasi di sektor timah.

"Lebih ironis lagi, harga timah dikendalikan oleh negara bukan penghasil timah, ini lucu, ajaib, ini teori bin Abu Nawas, yang tidak kita tolerir untuk ke depan dan kita harus mulai (hilirisasi)," terang Bahlil.

Baca juga : Menpora-Kapolri Bakal Investigasi Tragedi Kanjuruhan

Bahlil menggambarkan bahwa saat ini penghasil timah terbesar pertama di dunia adalah China. Di mana, China sudah melakukan hilirisasi 50 persen hingga 70 persen-an di negaranya. Sementara Indonesia, hilirisasi baru mencapai 5 persen. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.