Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Cek Di Sini, 5 Penjelasan Penting BPOM Soal Vaksin AstraZeneca Yang Bikin Heboh
- Lawan Guinea, Pelatih Persib: Timnas Akan Hadapi Lawan Berat
- Piala AFC U-17 Putri, Garuda Pertiwi Muda Fokus Hadapi Korsel
- 128.000 Jemaah Haji Indonesia Nikmati Fasilitas Fast Track
- Dortmund Ke Final, PSG Cuma Kurang Beruntung
Ketemu Dua Petinggi Perusahaan Prancis
Bahlil Mau Pengusaha Lokal Ikut Digandeng
Senin, 31 Oktober 2022 06:45 WIB
Sebelumnya
HDF memiliki peran potensial untuk mendukung peningkatan produksi energi hijau. Ada tantangan terkait stabilitas suplai energi hijau jika dibandingkan dengan energi fosil.
“Kenapa kami tertarik untuk berinvestasi di Indonesia? Karena kami memiliki solusi yang tepat, terkait karakteristik tantangan yang dihadapi Indonesia, yaitu jumlah populasi yang sangat besar. Kami dapat menjamin stabilitas suplai listrik. Kami merasa memiliki kontribusi di Indonesia,” jelas Noel.
Saat ini, HDF Energy sedang mengupayakan pengembangan proyek Renewable Energy (energi terbarukan) pertama di Indonesia dengan target Kawasan Timur Indonesia.
Baca juga : Keseriusan Ganjar Pranowo Awasi Dan Cegah Penyakit Gagal Ginjal Akut Di Jawa Tengah
Proyek tersebut direncanakan akan dikembangkan secara bertahap, dimulai dari Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Selanjutnya akan diperluas ke daerah Timur Indonesia lainnya.
HDF Energy merupakan perusahaan pionir teknologi bidang pembangkit listrik hidrogen (Power-to-Power / Renewstable dan Hydrogen-to-Power) dan juga merupakan produsen fuel cell berdaya tinggi (>1 MW).
Teknologi renewable menangkap energi terbarukan (tenaga matahari, angin, atau kombinasi) dan mengkombinasikan dengan baterai dan teknologi hidrogen, untuk menghasilkan listrik bersih 24 jam.
Baca juga : Pemprov Diminta Beri Perhatian Khusus Pasien Ginjal Akut
Sementara, dalam pertemuannya dengan Senior VP Corporate Affairs & Partnership Eramet, Pierre-Alain Gautier, Bahlil mendorong Eramet segera merealisasikan rencana investasi membangun proyek smelter untuk bahan baku baterai.
Eramet bekerja sama dengan BASF, perusahaan kimia asal Jerman, dan berlokasi di Weda Bay dengan total investasi 2,2-2,5 miliar dolar AS. Proyek ini dinamakan Sonic Bay.
“Saya harap komitmen dari Eramet dan dapat memulai kontruksi. Saya hanya minta satu hal saja. Keterlibatan pengusaha lokal harus diperhatikan. Kontraktor tambangnya harus beri porsi pengusaha lokal agar ada pemerataan. Saya harap, ini jadi fokus yang dibicarakan Eramet dengan BASF,” ujar Bahlil.
Baca juga : Fakta Penting Perayaan Bulan Bahasa Dan Sastra
Menanggapi hal tersebut, Gautier menyatakan kesiapannya terus meningkatkan keterlibatan pengusaha lokal dalam menjalankan usahanya.
Gautier juga mengungkapkan permohonan dukungan dari Kementerian Investasi untuk melakukan percepatan pengurusan izin konservasi lahan. [NOV]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya