Dewan Pers

Dark/Light Mode

Dampingi Jokowi Ketemu Biden

Erick: AS Dukung RI Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Senin, 14 November 2022 15:23 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir berjabat tangan dengan Presiden AS Joe Biden (kiri), di sela pertemuan bilateral dengan Presiden Jokowi di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (14/11). (Foto: Istimewa)
Menteri BUMN Erick Thohir berjabat tangan dengan Presiden AS Joe Biden (kiri), di sela pertemuan bilateral dengan Presiden Jokowi di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (14/11). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri BUMN Erick Thohir turut mendampingi Presiden Jokowi, dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (14/11). Sehari jelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dimulai.

"Alhamdulillah, Bapak Presiden Jokowi telah bertemu dengan Presiden AS Joe Biden. Bapak Presiden tadi sangat mengapresiasi atas kehadiran Presiden Biden, untuk menghadiri KTT G20 di Bali," ujar Erick, Senin (14/11).

 

Presiden Jokowi (tengah, kanan) berjabat tangan dengan Presiden AS Joe Biden dalam pertemuan bilateral di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11). (Foto: Istimewa)

Berita Terkait : Jokowi Ingatkan Kesatuan dan Sentralitas ASEAN Jangan Jadi Mantra Kosong

 

Erick menyebut, Biden sangat mengapresiasi kepemimpinan Indonesia di G20. Presiden ke-46 AS itu meyakini, Indonesia memiliki potensi besar untuk lebih maju. Lantaran memiliki SDA yang melimpah dan SDM yang berkualitas.

"Biden mengharapkan Indonesia sebagai pemimpin Asia Tenggara, dapat mempererat hubungan negara-negara di Asia Tenggara dengan AS," ujar Erick.

Berita Terkait : Lewat Program Hyperlocal Tokopedia Dukung UMKM Jadi Pahlawan Ekonomi

Dia bilang, keseriusan pemerintah Indonesia dalam melakukan akselerasi transisi energi menjadi perhatian dunia, tak terkecuali AS.

Biden mendukung penuh langkah Indonesia, dalam melakukan transisi energi terbarukan.

"Biden juga berkomitmen mendukung perbaikan dan pengembangan ekonomi Indonesia, sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia," tandas Erick. ■