Dark/Light Mode

IEA: Efisiensi Energi Di Industri Solusi Pengendalian Perubahan Iklim

Kamis, 1 Desember 2022 11:26 WIB
The Industrial Energy Efficiency Playbook. (Foto: Istimewa)
The Industrial Energy Efficiency Playbook. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Banyak sektor bisnis di berbagai belahan dunia tengah menghadapi tekanan besar yang tidak pernah dialami sebelumnya akibat peningkatan biaya energi dan urgensi perubahan iklim.

Sebuah laporan terbaru dari The Energy Efficiency Movement menunjukkan peningkatan efisiensi energi pada sektor industri merupakan cara tercepat dan paling efektif untuk memangkas biaya energi dan emisi gas rumah kaca.

The Energy Efficiency Movement adalah forum global yang terdiri dari kurang lebih 200 organisasi yang berbagi ide, praktik terbaik, dan komitmen untuk menciptakan dunia yang lebih hemat energi. 

Telah diterbitkan The Industrial Energy Efficiency Playbook isinya mencakup 10 aksi nyata yang dapat dilakukan sektor bisnis dalam meningkatkan efisiensi energi. Mereka juga berusaha mengurangi beban biaya dan menurunkan emisi saat ini.

Senior Program Manager Energy Efficiency dari International Energy Agency (IEA) Kevin Lane menjelaskan, hal tersebut dilakukan dengan mengandalkan solusi teknologi yang terintegrasi dan tersedia secara luas yang menjanjikan imbal hasil serta rasio pengembalian investasi (ROI) yang cepat dan mampu digunakan dalam skala besar.

"Efisiensi energi adalah solusi terbaik bagi perusahaan dan upaya pengendalian perubahan iklim," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis (1/12).

Dia bilang, di saat sektor industri menghadapi urgensi dalam menghadapi isu perubahan iklim di seluruh lini, antara lain melalui penggunaan energi terbarukan, investasi dalam proses rendah karbon serta pengembangan model bisnis sirkular, efisiensi energi muncul sebagai peluang terbaik yang fokus pada prospek bisnis jangka pendek terhadap upaya pengurangan emisi.

Baca juga : Koordinasi TPIP Dengan TPID Jadi Kunci Pengendalian Inflasi

"Ada 10 aksi konkret dalam laporan tersebut memetakan solusi hemat biaya yang dapat digunakan dalam skala cepat untuk membantu perusahaan mewujudkan ambisi pengendalian dampak perubahan iklim menjadi sebuah tindakan konkret," katanya.

Menurut IEA, sektor industri merupakan konsumen listrik, gas alam, dan batu bara terbesar di dunia, yang bertanggungjawab terhadap 42 persen total permintaan listrik global, atau setara dengan lebih dari 34 exajoules energi.

Industri besi, baja, kimia, dan petrokimia merupakan pengguna energi tertinggi di antara lima (5) negara konsumen energi terbesar di dunia. Kelimanya yaitu China, Amerika Serikat, India, Rusia, dan Jepang.

Konsumsi energi tersebut menyebabkan peningkatan beban biaya di tengah kontraksi inflasi dunia saat ini. Tidak hanya itu, hal ini juga mengakibatkan produksi sembilan gigaton CO2, setara dengan 45 persen total emisi langsung yang dihasilkan sektor pengguna akhir pada tahun 2021, menurut IEA.

Laporan ini merupakan wawancara sejumlah organisasi multinasional antara lain ABB, Alfa Laval, DHL Group, IEA, Microsoft serta ETH Zürich, Institut Teknologi Federal Swiss.

Para kontributor studi tersebut merekomendasikan beberapa solusi strategis, mulai dari audit energi hingga penentuan ukuran mesin industri yang tepat yang sering kali terlalu besar untuk melakukan proses produksi sehari-hari sehingga menyebabkan pemborosan energi.

Selain itu, memindahkan data dari on-site server ke cloud dapat membantu menghemat sekitar 90 persen energi yang digunakan sistem IT. Hal ini diperkuat dengan mempercepat transisi armada di sektor industri dari yang berbahan bakar fosil ke armada berbahan bakar listrik, mengganti boiler gas ke pompa panas, atau menggunakan penukar panas yang terpelihara dengan baik untuk mengotimalkan efisiensi.

Baca juga : Pengawasan Terintegrasi Diperkuat, Industri Keuangan Semakin Sehat

Aksi lainnya mencakup pemasangan sensor dan pemantauan energi digital secara real-time untuk mengungkapkan apa yang disebut "ghost assets" pada saat penggunaan daya dalam kondisi stand-by, tidak seperti digital twin yang dapat mensimulasikan efisiensi tanpa mengganggu proses produksi.

Selain itu penggunaan solusi smart building untuk mengontrol sistem tenaga, penerangan, tirai dan pemanas, ventilasi, dan pendingin udara (HVAC) juga akan menghemat energi di fasilitas industri.

Rekomendasi lebih lanjut menyebutkan pemasangan variable speed drive untuk meningkatkan efisiensi energi pada sistem penggerak motor hingga 30 persen, yang dapat menekan beban biaya dan mengurangi emisi. 

Jika lebih dari 300 juta sistem kelistrikan industri berbasis motor yang saat ini beroperasi dapat diganti dengan penggerak motor yang lebih optimal dan memiliki efesiensi tinggi, hal ini akan mengurangi konsumsi listrik global hingga 10 persen.

"Saat ini, telah tersedia solusi efisiensi energi yang dapat membantu industri memitigasi perubahan iklim dan menurunkan biaya energi, tanpa mengorbankan kinerja dan produktivitas," ujar Tarak Mehta, President, Motion Business Area ABB.

Melalui kemajuan teknologi terdepan dalam efisiensi energi, industri dapat melakukan peningkatan efisiensi secara signifikan melalui teknologi yang tersedia.

"Dengan demikian, tanpa perlu mematikan lampu dan menghentikan produksi untuk menghemat biaya, laporan terbaru ini memuat langkah-langkah praktis yang dapat diambil oleh eksekutif perusahaan untuk mengurangi penggunaan energi dan biaya dengan tetap mempertahankan operasi saat ini," katanya.

Baca juga : Bos Sampoerna: Disrupsi Jadi Pendorong Inovasi Dan Perubahan

Vice President, Head of Local Business Area, Motion, ABB Indonesia, Chen Kang Tan menambahkan bahwa dampak peningkatan efisiensi energi bervariasi dari satu sektor industri ke lainnya dan memberikan peluang efisiensi biaya dan emisi yang sangat besar.

Ditambah lagi mitigasi pengendalian dampak perubahan iklim oleh sektor industri sangat dibutuhkan di berbagai tingkatan mengingat berbagai manfaat yang dapat dihasilkan dalam waktu singkat dengan tingkat risiko yang minim.

"Seringkali kita berpikir telah melakukan upaya efisiensi secara optimal. Namun perkembangan pesat teknologi dalam kurun waktu satu dekade terakhir membuka peluang efisiensi energi yang lebih besar. Teknologi yang dibutuhkan industri untuk mengoptimisasi efisiensi energi telah hadir, dan saat ini adalah waktu yang paling tepat untuk mengimplementasikannya," jelas Chen Kang.

Pemimpin perusahaan dan para pakar yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang cara mengurangi biaya energi dan emisi karbon, diundang untuk bergabung dalam acara panel diskusi khusus dalam rangka mendalami peluang yang disajikan laporan yang dimaksud beserta langkah pemanfaatannya.

Acara ini akan berlangsung pada pukul 16:00 Waktu Eropa Tengah / 10:00 Waktu Eropa Timur pada hari Selasa, 13 Desember, dan setelah itu akan tersedia dalam bentuk video sesuai permintaan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.