Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Ancaman Resesi Global Tahun 2023
Waspada, Harga Komoditas Anjlok
Sabtu, 10 Desember 2022 06:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Resesi global yang diproyeksi terjadi tahun 2023 harus diwaspadai. Salah satunya, terkait harga komoditas yang diprediksi bakal anjlok.
Ekonom senior Center Of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, kondisi tersebut terjadi karena turunnya kinerja perekonomian negara-negara besar. Sehingga permintaan terhadap produk komoditas berpeluang melandai atau berkurang dan mempengaruhi harga komoditas.
“Bagi Indonesia yang masih mengandalkan komoditas sebagai penggerak perekonomian, kondisi itu sangat tidak baik. Apalagi, tahun ini kenaikan harga komoditas mampu menyumbang hal positif perekonomian dalam negeri,” kata Yusuf kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca juga : Tekanan Ekonomi Global Tak Berdampak Besar Ke Indonesia
Yusuf mewanti-wanti , jebloknya harga komoditas bisa mempengaruhi kinerja sektor usaha.
“Sejumlah sektor usaha yang pangsa pasarnya banyak bergantung terhadap harga acuan global, tentu akan merasakan dampak dari proyeksi resesi ekonomi di 2023. Kondisi ini harus sangat diwaspadai,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerangkan, ketidakpastian yang tinggi akibat dari kondisi global telah menempatkan perekonomian berada dalam pusaran badai yang sempurna atau the perfect storm. Ini mengakibatkan munculnya ancaman resesi global pada tahun 2023.
Baca juga : JK: PMI Bersama Relawan Turun Bantu Warga Cianjur
“Perekonomian nasional patut memiliki kewaspadaan tinggi dan bersiap menghadapi stagflasi global,” kata Airlangga.
Menurutnya, tekanan capital outflow, depresiasi nilai rupiah, serta penurunan ekspor dan kinerja manufaktur yang berpotensi meningkatkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), menjadi dampak risiko eksternal yang harus mendapatkan perhatian lebih untuk diantisipasi.
Namun begitu, Airlangga menerangkan, di tengah kondisi ketidakpastian dan eskalasi berbagai dampak the perfect storm pada perekonomian global, perekonomian Indonesia justru mampu menunjukkan resiliensi dengan capaian impresif di berbagai leading indicator.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya