Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Tekanan Ekonomi Global Tak Berdampak Besar Ke Indonesia
Jumat, 9 Desember 2022 19:25 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, tahun depan adalah tahun pertaruhan Indonesia.
“Kita berharap Indonesia bisa lepas landas. Sudah dua tahun ini kita bisa survive, tinggal tahun depan lagi kita harus bisa bertahan, dan pada saat itu tidak banyak juga negara yang bisa take off seperti Indonesia,” kata Airlangga, Jumat (9/12).
Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini mengatakan, momentum keberhasilan Presidensi G20 Indonesia mampu memberikan dampak bagi keberlanjutan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional, yang pada kuartal ketiga berhasil menembus 5,72 persen (yoy).
Menanggapi itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 tumbuh ekspansi di angka 4,5-5 persen. Hal itu disebabkan adanya tekanan ekonomi global.
Meski demikian, ekonomi Indonesia masih cenderung bertahan dibanding negara lain.
Berita Terkait : Menpora Banggakan Eko Raih Dua Perak Di Kejuaraan Dunia Angkat Besi
“Artinya, relatif masih kuat jika dibandingkan negara-negara lain yang mengalami perlambatan pertumbuhan," jelas Faisal.
Faisal menekankan, pertumbuhan ekonomi tahun depan memang agak menurun dibanding tahun ini, namun masih terbilang resilien.
Menurut Faisal, perekonomian Indonesia disokong oleh ekonomi domestik. Konsumsi dalam negeri masih bagus. Sehingga tekanan global tidak banyak mereduksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, meski tetap berpengaruh.
Dia bilang, ketergantungan Indonesia terhadap perekonomian global tidak sebesar negara-negara lain. Sehingga dampak perlambatan ekonomi global lebih besar di negara-negara lain yang punya pasar lebih kecil, dan terintegrasi dengan ekonomi global lebih besar lewat perdagangan.
"Indonesia itu pasar dalam negerinya besar dan integrasi ke globalnya itu tidak sebesar negara-negara seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, apalagi Singapura. Makanya, daya tekannya tidak sebesar mereka, sehingga pelambatanya juga tidak sebesar mereka," pungkasnya.
Berita Terkait : BUMN dan MES Dorong Literasi dan Inklusivitas Ekonomi Syariah di Indonesia
Jaga Cadev
Analisis DCFX Lukman Leong menyarankan pemerintah menjaga cadangan devisa (cadev). Pasalnya, tahun depan mata uang dollar Amerika akan menjadi ‘safe haven’ jika terjadi perlambatan ekonomi.
“Cadangan devisa sangat penting, begitu pula dengan investasi asing," kata Lukman, Jumat (9/12).
Dana asing diproyeksi akan mengalir lewat investasi di sektor pertambangan, dan yang terkait dengan Electric Vehicle (EV).
Langkah Bank Sentral Amerika, The Fed, menempatkan suku bunga paling menarik di antara semua suku bunga. Dolar Amerika akan memberikan imbal hasil terbaik di tahun depan.
Berita Terkait : Kirgizstan Belajar Penanganan Ekstrimis Dan Terorisme Dari Indonesia
Selain menjaga cadangan devisa, untuk menopang perekonomian Indonesia ke depan, Lukman mengatakan, perlunya kestabilan harga agar bisa menjaga daya beli masyarakat.
“Tidak bisa dipungkiri, perekonomian kita ditopang oleh domestik ekonomi. Akan semakin kuat jika barang tersedia dan daya beli terjaga,” katanya.■
Tags :
Berita Lainnya