Dark/Light Mode

Hadapi Tantangan Global 2023, Pemerintah Kudu Perkuat Ekonomi Domestik

Kamis, 15 Desember 2022 15:25 WIB
Foto: Ilustrasi/Istimewa
Foto: Ilustrasi/Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Ekonom dari Universitas Indonesia (UI) Teguh Dartanto mengapresiasi kinerja pemerintah dalam menjaga perekonomian nasional. Namun, tantangan tahun depan berbeda, sehingga pemerintah harus melakukan sejumlah antisipasi dan mitigasi. 

“Kita perlu mengapresiasi kinerja pemerintah dalam menjaga berbagai indikator makroekonomi pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar yang relatif aman dan terkendali di tengah gejolak perekonomian global dan kenaikan harga BBM,” tegas Teguh, Rabu (14/12).

Namun di tahun depan, tantangan bukan saja datang dari global, namun juga target defisit APBN maksimal 3% dari APBN. 

Menurut Teguh, pemerintah akan menghadapi tantangan yang sangat berbeda karena defisit APBN maksimal 3% dari PDB, ancaman resesi global sehingga pemerintah harus melakukan antisipasi dan mitigasi melalui penguatan perekonomian domestik.

Saat ini, perekonomian domestik menjadi tulang punggung terbesar dari perekonomian indonesia. Konsumsi rumah tangga yang menyumbang 54,42% Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk itu, tugas besar pemerintah menjaga belanja masyarakat tetap tumbuh. 

“Antara lain dengan bantuan UMKM, Bansos, perlindungan tenaga kerja dari PHK, dan peningkatan Dana Desa perlu dilakukan untuk menggerakkan perekonomian domestik,” ungkap Teguh. 

Baca juga : Target Investasi Kudu Tercapai

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan sejumlah capaian pemerintah dalam menjaga perekonomian nasional.

Pertumbuhan ekonomi nasional yang pada kuartal ketiga berhasil menembus angka 5,72% (yoy). Pertumbuhan impresif tersebut juga diikuti dengan penurunan inflasi hingga ke titik 5,42% (yoy) pada November 2022. 

Sementara, cadangan devisa yang positif, neraca perdagangan yang telah mengalami surplus selama 30 bulan berturut-turut, dan neraca pembayaran yang positif juga menguatkan sinyalemen ekonomi Indonesia dalam posisi yang sangat baik.

Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini optimistis tahun depan, perekonomian Indonesia bisa tetap kokoh bahkan diharapkan bisa ‘lepas landas’. 

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai, kinerja dari tim ekonomi pemerintah sudah dalam level yang baik, meski ada beberapa yang patut diperbaiki. 

Menurutnya, kinerja tim dalam merealisasi masih belum mencapai target yang sudah ditetapkan di awal. 

Baca juga : Ekonom Yakin Tren Positif Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terus Berlanjut

Tauhid mencontohkan tidak tercapainya target pertumbuhan ekonomi, pengendalian inflasi, dan nilai tukar rupiah.

Dia juga menyinggung soal pengurangan kemiskinan dan pengangguran yang masih meleset dari target yang ditetapkan pemerintah.

“Target pemerintah kan diperkirakan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen, kami melihat akan di bawah itu, 5,1 persen," ujarnya.

Tauhid menerangkan, meski target tersebut tidak tercapai, namun kinerja tim ekonomi pemerintah di bawah Menko Airlangga patut dipreasiasi. 

“Jadi target-targetnya saya kira berdampak ya. Sudah mulai tapi belum optimal," tegasnya.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga menorehkan kinerja apik dengan mencatatkan angka defisit yang lebih kecil dari seharusnya. Indonesia menikmati keuntungan dari kenaikan harga komoditas di pasar global.

Baca juga : Bulan Fintech Nasional, Pemerintah Genjot Edukasi

"Pencapaian tentu saja di APBN, karena terjadi defisitnya lebih kecil dari yang sudah ditetapkan, karena ada boom (lonjakan) harga komoditas," katanya.

Tauhid memproyeksikan tahun 2023, tim ekonomi Indonesia akan mendapati tantangan yang lebih berat dengan adanya ancaman krisis global. 

Tim ekonomi Indonesia perlu bekerja lebih keras untuk mengejar realisasi target pertumbuhan ekonomi yang sudah ditetapkan.

Menurutnya, akan berat karena target pemerintah masih terlalu tinggi kan 5,3 persen juga. Sementara riil-nya, banyak lembaga memperkirakan di bawah 5 persen. 

“Jauh lebih berat dibanding tahun 2022. Perlu ada kerja keras. Jangan sampai realisasi jauh dari target," pungkas Tauhid.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.