Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Nilai tukar rupiah pagi ini dibuka melemah 0,16 persen ke level Rp 15.251 per dolar AS dibanding penutupan perdagangan pada Jumat (24/2) Rp 15.228 per dolar AS.
Pergerakan mata uang di kawasan Asia terpantau bervariasi terhadap dolar AS. Yuan China naik 0,07 persen dan dolar Hong Kong menguat 0,01 persen, ringgit Malaysia minus 0,57 persen, baht Thailand turun 0,05 persen, dolar Singapura naik 0,16 persen, yen Jepang menguat 0,23 persen dan won Korea Selatan anjlok 0,67 persen.
Baca juga : The Blues Masih Jeblok
Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya melemah 0,09 persen ke level 105,10. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro melemah 0,21 persen ke level Rp 16.110, terhadap poundsterling Inggris turun 0,24 persen ke level Rp 18.252, dan terhadap dolar Australia minus 0,23 persen ke level Rp 10.277.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah akibat potensi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS The Federal Reserves (The Fed) yang lebih agresif.
Baca juga : Jelang Akhir Pekan, Rupiah Mendung
“Ekspektasi ini dipicu oleh rilis data indikator inflasi AS-Core PCE bulan Januari Jumat malam yang hasilnya menunjukkan kenaikan melebihi kenaikan bulan sebelumnya,” katanya di Jakarta, Senin (27/2).
Selain itu, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS masih menunjukkan tren kenaikan. Artinya pasar masih berekspektasi tingkat suku bunga acuan AS akan kembali naik.
Baca juga : Kinerja Solid, PermataBank Raup Laba Bersih Rp 2 Triliun
Ariston memproyeksi, potensi pelemahan rupiah ke arah Rp 15.250, dengan potensi support di kisaran Rp 15.190 per dolar AS.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
