Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jangan Sampai Indonesia Kekurangan Stok Bawang Putih, Kemendag Diminta Transparan Soal SPI

Kamis, 25 Mei 2023 22:46 WIB
Bawang putih (Foto: Ist)
Bawang putih (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aryo Dharma Pala menilai Indonesia masih memerlukan importasi bawang putih.

Sebab, produsen dalam negeri hanya bisa memenuhi 5 persen dari total kebutuhan bawang putih masyarakat.

“Jadi kita perlu impor (bawang putih) karena produktivitas dalam negeri kita nggak memenuhi kebutuhan dalam negeri,” kata Aryo dalam diskusi yang digelar Pusbarindo bertajuk ‘carut marut tata niaga impor bawang putih’ yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (25/5).

Aryo menuturkan, importasi bawang putih harus tetap dilakukan untuk mencegah kelangkaan dan kenaikan harga.

Terlebih, saat ini keran importasi juga terhambat karena carut marutnya penerbitan Surat Persetujuan Impor (SPI) bawang putih di Kementerian Perdagangan (Kemendag).

“Kita tetap butuh impor (bawang putih) karena kalau tidak harga semakin naik. Ini harga naik aja karena kuota ada hambatan impor, kelangkaan harga naik,” ucapnya.

Terkait kuota impor bawang putih, Aryo mendorong Kemendag bersikap terbuka. Dia meminta kementerian yang dipimpin Zulkifli Hasan tersebut membuka data nama-nama perusahaan yang mendapatkan kuota impor.

“Kuncinya itu harus transparansi siapa yang mendapatkan kuota bisa impor dan berapa itu harus dibuka, nggak ada yang data sensitif disitu,” ujar Aryo.

Baca juga : Perempuan Pengusaha Indonesia Serukan Kerja Sama Global

“Sekarang perusahaan aja semakin didorong transparan keuangan perusahaan apa lagi ini terkait kepentingan publik itu harus terbuka siapa yang impor dengan kuota tertentu,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Aryo mendorong agar Kemendag melaksanakan sebaik-baiknya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 25 Tahun 2022 tentang penerbitan SPI bawang putih. Sebab, hingga 31 Maret 2023 Kemendag hanya menerbitkan SPI kepada 35 perusahaan dengan total volume sekitar 170 ribu ton.

Lalu, Kemendag menghentikan penerbitan SPI bawang putih bagi para pelaku usaha yang sudah mengajukan permohonan sejak awal Februari 2023.

“Permendagnya itu sudah aman, on paper itu by regulation sudah aman cuma implementasinya kita nggak tau apakah benar-benar sistemnya bermasalah atau ada kesengajaan kita ga tahu,” ucapnya.

Senada dengan Indef, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mempersilahkan pengusaha untuk melakukan impor bawang putih demi menjamin ketersediaan di pasaran.

Namun, Wakil ketua KPPU Guntur Syahputra Saragih mengatakan, importasi bawang putih boleh dilakukan asalkan Kemendag transparan dalam menerbitkan SPI.

Pasalnya, sejak Maret 2023 Kemendag menghentikan penerbitan SPI bawang putih tanpa alasan yang jelas. Sehingga mengakibatkan harga bawang putih merangkak naik karena pasokan terbatas.

"Coba kita ambil kebijakan importasi pangan, itu kebijakan penting, jika memang negara harus terlibat didalamnya dengan pembatasan oleh pelaku dalam negeri tapi semua harus transparan," kata Guntur.

Baca juga : Hadapi Serangan Siber, Bos CIMB Niaga Perkuat Sistem Security Digital Hingga Naikkan Anggaran IT

Guntur menyatakan, pihaknya bakal menegur Kemendag soal penerbitan SPI agar bersifat terbuka. Hal itu supaya terciptanya iklim importasi bawang putih yang kompetitif dan semua pelaku usaha berpeluang melakukan importasi bawang putih.

“Bukan soal SPI saja, barangkali ada persaingan dalam hal pelaku usaha mendapatkan SPI, jadi semua transparan terbuka sehingga setiap pihak yang memang kompetitif (melakukan import) bisa mendapatkan SPI,” tuturnya.

Guntur mengatakan, KPPU berkomitmen mendorong Kemendag untuk membuka data perusahaan yang mendapatkan izin impor bawang putih.

“Kita fokus ke SPI harus transparan, bukan siapa yang dapat dan Kemendag punya kompetensi di situ,” ucapnya.

Guntur juga mengaku heran kenapa Kemendag menghentikan penerbitan SPI. Menurutnya, keran importasi bawang putih harus dibuka seluas-luasnya kepada pelaku usaha.

"Saya heran pelaku usaha bawang putih kenapa di atur seperti anak-anak, biarkan mereka melakukan profesi itu, import atau kebanyakan import biarkan, mereka yang bertanggung jawab sendiri, semua bisnis punya resiko," tuturnya. 

Guntur mendesak kementerian terkait agar berhati-hati dalam menetapkan SPI bawang putih. Kemendag harus melaksanakan Permendag Nomor 25 Tahun 2020 Pasal 8 Ayat 1 dan 2 untuk menerbitkan SPI ke pelaku usaha.

"Instansi terkait perlu berhati-hati dalam menetapkan (SPI) agar pelaku usaha tepat waktu dalam merealisasikan import bawang putih sehingga pasar dalam negeri tidak mengalami kekurangan pasokan," ingatnya. 

Baca juga : Persik Makin Kental Aroma Timnas Brasil

Oleh karena itu, Guntur mendorong pihak-pihak terkait untuk mengawasi dan mencatat realisasi impor oleh importir sampai kepada distribusi di tingkat pengecer.

Menurutnya, pengawasan itu menjadi penting untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga bawang putih dalam negeri. Sebab, masyarakat masih memiliki kecenderungan membeli bawang putih hasil impor.

"Diperlukan adanya pengawasan dan pencatatan terhadap realisasi impor oleh importir sampai kepada distribusi ditingkat pengecer untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga bawang putih dalam negeri," tegasnya.

Sementara itu, salah satu pelaku usaha juga menekankan agar regulasi SPI bisa tegaskan, hal itu supaya kebutuhan pokok bawang putih menjadi stabil dan tidak melambung tinggi.

Kemudian, seorang pedagang makanan, Ninu, juga mengeluhkan harga bawang putih yang melonjak menjadi Rp 45 ribu.

Dirinya mengeluh terhadap harga tersebut, bahkan ia mengaku tidak mendapatkan keuntungan menjual makanan dengan harga bawang yang begitu tinggi.

"Harga bawang sekarang empat puluh sampai empat puluh lima ribu, kalau saya naikkan harga jualan saya, nggak laku, jadi mau nggak mau harga tetap sama tapi untungnya dikit," jelas Ninu.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.