Dark/Light Mode

Catatan Tulus Abadi

Selayang Pandang Pengalaman Menggunakan KA Cepat Jakarta-Bandung

Minggu, 3 September 2023 12:50 WIB
Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi (Sketsa: Instagram Tulus)
Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi (Sketsa: Instagram Tulus)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebentar lagi, bangsa Indonesia akan memiliki speed train (kereta cepat), yakni Kereta Cepat Indonesi China (KCIC), jurusan Jakarta-Bandung. Jika tak ada aral melintang, KCIC akan beroperasi pada Oktober 2023. Indonesia akan menjadi negara pertama di level ASEAN yang (mampu) mengoperasikan KA cepat.

Terkait hal ini, pada Sabtu, 02 September 2023, atas undangan Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), saya njajal (menjajal) menaiki uji coba KA Cepat Jakarta-Bandung, bersama Menteri Perhubungan (Menhub), Wakil Menteri (Wamen) BUMN, Dirut KAI, Dirut Jasa Raharja, para pemred media masa, dan pengamat transportasi. Secara tak sengaja, saat arah perjalanan Bandung-Jakarta, Menkes BGS pun ikut join njajal KA cepat. Kebetulan bersua saat sama-sama makan sate Hadori, sate legandaris, yang lokasinya di belakang Stasiun Bandung.

Berikut beberapa catatan pengalaman saya saat menggunakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Satu train set KA cepat terdiri atas delapan kabin, dengan konfigurasi satu kabin untuk first class (18 seat), bussiness class satu kabin (28 seat), dan enam kabin untuk premium economy class (555). Jadi total satu train set mampu mengangkut 601 penumpang. Kereta ini akan melewati 4 stasiun, yakni Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan stasiun Tegalluar. Jarak tempuh dari Stasiun Halim sampai Stasiun Padalarang sejauh 142,3 km.

Baca juga : Perempuan Harus Jadi Teladan Penanggulangan Intoleransi dan Radikalisme

Secara keseluruhan sudah baik, sangat nyaman dan mustinya siap dioperasikan pada Oktober 2023. Kecepatan KA pun bisa maksimal, yakni 352 km. Ini sama dengan kecepatan KA Cepat di China. Kebetulan saya pernah naik KA Cepat di China pada 2014, dari Beijing ke Shanghai, dan dari Beijing ke Tianjin.

Waktu tempuh dari Stasiun Halim Jakarta menuju Stasiun Padalarang Kabupaten Bandung hanya 20 menit. Jadi, KA Cepat ini tujuan akhirnya hanya sampai di Stasiun Padalarang, Kabupaten Bandung. Selanjutnya, untuk melanjutkan ke Kota Bandung, penumpang harus berganti kereta berbasis tenaga diesel ke Stasiun Kebon Kawung, Kota Bandung. Walau bukan KA cepat, KA diesel ini cukup nyaman, dengan waktu tempuh 20 menit. Jadi total jenderal waktu tempuh yang diperlukan dari Stasiun Halim menuju ke Kota Bandung adalah 40-an menit.

Ada beberapa masukan/catatan terkait armada keretanya.

  1. Untuk tempat duduk di cabin ekonomi terasa cukup keras, lebih empuk tempat duduk di KA reguler.
  2. Saat akselerasi kecepatan menuju 300-an km per jam, agak terasa menghentak. Ketika hal ini saya konfirmasi ke Humas KA Cepat, Mbak Eva Chairunnisa. Beliau mengatakan, biasanya ngga seperti ini. Mungkin karena hendak mencapai kecepatan maksimal 350 km per jam, katanya. Namun menurut Ketua KNKT, Pak Soerjanto, hal tersebut masih wajar/masih standar, masih aman.
  3. Sebaiknya layar monitor di cabin jangan hanya menampilkan informasi kecepatan KA saja. Tapi ada ada informasi lain, seperti stasiun tujuan berikutnya (next stasiun). Sehingga bisa mengakomodir kebutuhan konsumen difabel/tuna rungu.

Sedangkan untuk fasilitas stasiun juga sangat bagus dan megah, walau belum 100 persen jadi, baik Stasiun Halim maupun Padalarang, masih dalam proses finishing. Di Stasiun Halim terintegrasi dengan stasiun LRT Jabodebek. Jadi, di Stasiun Halim nantinya ada dua arus penumpang, yakni penumlang KA Cepat dan penumpang LRT Jabodebek.

Baca juga : Ajinomoto Berbagi Pengalaman Penerapan Aktivitas Ramah Lingkungan

Untuk fasilitas stasiun ada beberapa catatan:

  1. Akses menuju lobby Stasiun Halim sepertinya belum ramah terhadap difabel, karena belum ada tanda parkir untuk difabel, dan ramp untui kursi roda. Mungkin karena masih sementara.
  2. Eskalator menuju peron stasiun tampak cukup curam, sehingga perlu peringatan/penandaan, agar calon penumpang hati hati. Agar jangan sampai terjadi kecelakaan, khususnya untuk anak anak.

Sedangkan untuk proses check in tiket berbasis mesin, terlihat masih lama. Dikhawatirkan terjadi antrean panjang saat ramai penumpang.

Saat check in tiket, penumpang harus menginput data pribadi/NIK, dan nomor seluler. Tiket juga terkoneksi dengan sistem Dukcapil. Dalam hal ini harus hati hati soal jaminan perlindungan data pribadi, tersebab managemen KA Cepat ini bersinergi dengan pihak luar, yakni China. Ketika hal ini saya sampaikan ke Humas KA Cepat/Mbak Eva Chairunnisa, untuk urusan tiket dan pelayanan l, pihak China tidak ikut cawe-cawe. Pihak China hanya cawe-cawe pada urusan teknis operasional KA cepatnya.

Jika sudah beroperasi secara penuh, akan terdapat 11 train sets, yang saat ini sudah siap di Stasiun Tegalluar. Sebelas train sets inilah yang nantinya akan melayani penumpang secara ulang alik dari Stasiun Halim-Padalarang, PP.

Baca juga : Panduan Lengkap, Cara Menggunakan Mp3Juice yang Aman

Pertanyaan kritikal berikutnya adalah, bagaimana menjaga masa depan dan keberlanjutan KA cepat ini, terkait kebijakan pentarifan, subsidi atau tidak, dan berapa puluh tahun konsesinya, 50-80 tahun? Dan bagaimana pula potensinya persaingan dengan infrastruktur Jalan Tol Jakarta Bandung, wabil khusus Jalan Tol ruas Cikampek jilid II, dari Dawuhan-Jatiasih, yang konon cukup satu jam saja untuk rute Jakarta-Bandung? Kita tunggu saja...

Tulus Abadi, Pengurus Harian YLKI

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.