Dark/Light Mode

Menkop Teten: Minyak Makan Merah Jadi Alternatif Harga Lebih Murah

Kamis, 14 Maret 2024 17:21 WIB
Kemenkop UKM melalui kemitraan antara Koperasi Pujakesuma dengan PT PTPN II, meresmikan Pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau, Deli Serdang, Sumut oleh Presiden Jokowi, Kamis (14/3/2024). (Foto: Kemenkop UKM)
Kemenkop UKM melalui kemitraan antara Koperasi Pujakesuma dengan PT PTPN II, meresmikan Pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau, Deli Serdang, Sumut oleh Presiden Jokowi, Kamis (14/3/2024). (Foto: Kemenkop UKM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) melalui kemitraan antara Koperasi Pujakesuma dengan PT PTPN II, meresmikan Pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau, di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, Pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau ini menjadi pabrik pertama di Indonesia yang memproduksi produk baru minyak makan merah, dan merupakan satu dari tiga pilot project minyak makan merah yang bekerja sama dengan PTPN II.

Selain tiga pilot project tersebut, saat ini kami juga sedang menyiapkan Skema Mandiri dari Koperasi Petani Sawit Rakyat di sejumlah lokasi, seperti di Kabupaten Tanah Laut (Kalimantan Selatan), Kabupaten Pelalawan (Riau), Kabupaten Sekadau (Kalimantan Barat), serta provinsi lainnya untuk mereplikasi Pabrik Minyak Makan Merah di Pagar Merbau dengan nilai investasi mencapai Rp 15,8 miliar ini.

“Kami berharap, ke depan setiap 1.000 hektare (ha) perkebunan sawit yang dikelola oleh koperasi harus dilengkapi dengan pabrik minyak makan merah sebagai infrastruktur pelengkapnya,” kata Teten dalam acara peresmian Pabrik Minyak Makan Merah di Deli Serdang, Sumut, Kamis (14/3/2024).

Tak hanya itu, sesuai arahan Presiden Jokowi, Teten mengatakan, lahirnya minyak makan merah adalah wujud dari proses hilirisasi kelapa sawit menjadi minyak makan merah oleh koperasi bertujuan untuk memastikan agar petani semakin sejahtera.

Baca juga : Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah, Jokowi: Nilai Tambah Untuk Petani Sawit

“Memastikan keberlanjutan pasokan minyak goreng sehat dengan harga terjangkau untuk masyarakat,” ungkapnya.

Teten mengatakan, awalnya minyak makan merah akan dibanderol di kisaran harga Rp 12 ribu per liter, namun saat ini minyak makan merah dibanderol seharga Rp 15 ribu per liter.

Harga minyak makan merah juga mengikuti harga perkembangan kelapa sawit.

“Tetapi karena prosesnya yang lebih cepat dibanding minyak goreng pada umumnya, dan adanya sistem terintegrasi lahan dengan pusat produk di pabrik sehingg memangkas ongkos produksi, maka harga minyak makan merah akan selelu lebih murah dari harga minyak goreng di pasaran,” jelasnya.

Lebih jauh ia mengatakan, saat ini lebih dari 40 persen lahan perkebunan sawit di Indonesia dimiliki dan dikelola oleh petani swadaya.

Baca juga : Mimpi Tito Setelah IKN Pindah, Jakarta Jadi New York

Namun, ia menyayangkan bahwa berpuluh-puluh tahun petani sawit dihadapkan dengan persoalan harga tandan buah segar (TBS) yang naik turun dan penuh ketidakpastian.

“Namun di satu sisi, kita juga menghadapi pasokan dan harga minyak goreng di pasar yang juga sangat dinamis. Bahkan, pernah pada satu waktu langka di pasaran dengan harga melambung tinggi,” ucapnya.

Maka, kehadiran minyak makan merah diyakini mampu menjadi alternatif minyak goreng sehat, karena mengandung senyawa alami kelapa sawit seperti pro vitamin A, vitamin E, dan skualena (suplemen untuk kesehatan tubuh dan jantung) dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat Indonesia, bahkan minyak makan merah juga dapat digunakan untuk mengatasi stunting.

Presiden Jokowi menegaskan, Indonesia sebagai negara penghasil sawit terbesar di dunia dengan luas lahan 15,34 juta ha, di mana 40,5 persen atau sekitar 6,2 juta ha adalah milik dan dikelola oleh petani rakyat harus bisa memberi nilai tambah lebih bagi petani tidak hanya manfaat dari penjualan TBS.

“Kita ingin nilai tambah ada di dalam negeri. Oleh sebab itu kita bangun pabrik minyak makan merah yang pertama kali, dan diharapkan dapat memberikan nilai tambah sawit utamanya dalam bentuk koperasi,” ucapnya.

Baca juga : Menperin Dorong RI Jadi Negara Green Mobility

Ia juga mengaku senang, karena kehadiran minyak makan merah ini didukung oleh beberapa hal benefit dan manfaat.

Pertama, harga minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng di pasaran. Artinya barang ini bisa bersaing di pasar karena harganya kompetitif.

“Kedua vitaminnya tidak hilang, vitamin A dan E, serta nutrien yang lain masih berada di minyak makan merah dipakai untuk menggoreng apapun. Ini sudah dicoba oleh beberapa chef dan mereka menyampaikan minyak makan merah ini beda. Lebih enak dan punya gizi lebih baik,” ungkap Jokowi.

Ketiga, proses hilirisasi. Jokowi meminta agar petani tak hanya jual TBS atau CPO (Crude Palm Oil) nya saja, maka CPO diolah barang jadi seperti minyak makan merah.

“Ini (minyak makan merah) bagus sekali. Apalagi didukung kapasitasnya 10 ton CPO bisa menghasilkan minyak makan merah kurang lebih 7 ton per hari. Ini jumlah yang banyak. Artinya harus banyak yang beli kita harapkan memberikan nilai tambah lebih baik,” ujar Jokowi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.