Dark/Light Mode

Mengenal Teknologi Hijau dan Implementasinya di Indonesia

Minggu, 21 April 2024 17:14 WIB
Teknologi Hijau. (Sumber: ftmm.unair.ac.id)
Teknologi Hijau. (Sumber: ftmm.unair.ac.id)

Jakarta menempati urutan teratas sebagai kota paling tercemar di dunia. Berdasarkan data yang didapatkan dari IQ Air, kota Jakarta menempati nomor urutan 7 dalam peringkat kualitas udara yang tercemar di dunia dengan konsentrasi particulate matter PM 2.5 enam kali lipat. (IQ Air, 2023). 

Lantas, apa yang menyebabkan Jakarta sangat tercemar? Ada banyak faktor namun faktor utamanya yaitu kegiatan industri dan kendaraan bermotor. Pada tahun 2020 lembaga penelitian Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) mencatat bahwa Jakarta dikelilingi 118 fasilitas industri yang turut berkontribusi terhadap pencemaran udara di Jakarta. Serta, Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kendaraan bermotor di Jakarta mencapai 26,37 juta unit pada 2022. 

Industri maupun kendaraan semakin berkembang, akan tetapi sering kali kita lupa bahwa di balik kemajuan tersebut terdapat dampak negatif bagi lingkungan, mulai dari pencemaran udara hingga limbah elektronik yang sulit didaur ulang. 

Jika hal ini dibiarkan saja, bumi kita semakin hari akan semakin tercemar. Salah satu solusi untuk masalah tersebut yaitu dengan penerapan teknologi hijau.

Teknologi Hijau

Teknologi hijau (Green technology) biasa juga disebut dengan teknologi ramah lingkungan atau teknologi berkelanjutan merupakan pembuatan atau pengaplikasian inovasi produk digabung dengan sains yang bertujuan untuk meminimalkan dampak buruk terhadap lingkungan. Teknologi hijau dapat diterapkan di berbagai sektor—seperti energi, transportasi, limbah, industri, pertanian.

Salah satu masalah yang sedang dihadapi oleh seluruh dunia saat ini yaitu perubahan iklim — teknologi hijau menawarkan berbagai solusi untuk mengurangi perubahan iklim. Sebagian besar negara sudah mulai mengembangkan dan mengimplementasi teknologi hijau, menurut laporan Enviromental Performance Index 2022 (EPI), Denmark merupakan negara yang paling ramah lingkungan di skala global dengan skor 77,9 EPI.

Manfaat Teknologi Hijau

Teknologi hijau memberikan beberapa manfaat bagi lingkungan dan masyarakat, antara lain:

  1. Melindungi Lingkungan

Dengan mengurangi polusi, manajemen limbah berkelanjutan, dan mengadopsi metode berkelanjutan kita berkontribusi dalam melindungi ekosistem dan biodiversitas. 

  1. Meningkatkan Kualitas Hidup

Teknologi hijau memberikan udara yang lebih bersih, sumber air lebih bersih, dan makanan yang lebih sehat. Teknologi hijau juga meningkatkan perkembangan komunitas berkelanjutan sehingga menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat.

  1. Mendorong Inovasi

Teknologi hijau memerlukan inovasi untuk pengembangannya. Tantangan perkembangan teknologi hijau mendorong ilmuwan dan insinyur untuk lebih kreatif dan inovatif, demikian juga dengan perusahaan- perusahaan melakukan penelitian dan pengembangan baru.

  1. Meningkatkan Perekonomian

Penerapan teknologi hijau menciptakan lapangan kerja yang baru serta membuka akses ke pasar yang baru yang berkembang.

Implementasi Teknologi Hijau di Indonesia

Bagaimana dengan Indonesia? Saat ini, Indonesia masih terus mengembangkan penerapan teknologi hijau. Berikut merupakan beberapa contoh penerapan teknologi hijau yang sedang berkembang di Indonesia:

  1. Kendaraan Listrik

Masalah polusi udara dan harga bahan bakar minyak yang semakin meningkat dimana mana menyebabkan orang beralih ke kendaraan listrik. Kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) tidak menghasilkan gas emisi dan tidak membutuhkan bahan bakar. Salah satu contohnya yang sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia yaitu transportasi publik ramah lingkungan seperti kereta rel listrik (KRL) maupun bus listrik Transjakarta.

Bus Listrik Transjakarta (Sumber: Kompas.com)

2. Panel Surya

Panel surya merupakan pembangkit listrik yang cocok untuk dikembangkan di Indonesia. Panel surya memanfaatkan sinar matahari sebagai pembangkit listrik, dan Indonesia memiliki tingkat radiasi matahari yang tinggi sepanjang tahun. Manfaat panel surya antara lain yaitu menghemat biaya listrik, tidak menghasilkan polusi, baik asap, suara, maupun bau. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sudah banyak dipasang di atap rumah-rumah di Indonesia, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan terpasangnya PLTS Atap sebesar 3.600 MW secara bertahap hingga tahun 2025

3. Arsitektur Hijau

Arsitektur hijau merupakan suatu pendekatan perencanaan bangunan yang berusaha untuk meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Saat ini, Indonesia sedang melaksanakan projek pembangunan kota IKN (Ibu Kota Nusantara) yang memiliki konsep berkelanjutan, hijau, dan memperhatikan perubahan iklim. Pembangunan IKN berhubungan dengan konsep arsitektur hijau melalui beberapa aspek yaitu desain berkelanjutan, pemanfaatan ruang terbuka hijau, energi terbarukan, serta pengelolaan air dan limbah.

4. Pengolahan Limbah Organik Menjadi Kompos

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022, jumlah timbulan sampah di Indonesia sebesar 68,7 juta ton/tahun dengan komposisi sampah didominasi oleh sampah organik, khususnya sampah sisa makanan yang mencapai 41,27%. Salah satu contoh solusi pengolahan limbah di Indonesia yaitu dengan mengolah limbah organik menjadi kompos menggunakan teknologi pengomposan yang dapat digunakan kembali sebagai pupuk organik. KLHK telah mengajak masyarakat kelola sampah organik menjadi kompos dalam acara “Gerakan Nasional Compost Day, Kompos Satu Negeri.” yang diselenggarakan pada tahun 2023.

Tantangan Implementasi Teknologi Hijau

  1. Biaya yang tinggi

Pengimplementasian teknologi baru membutuhkan biaya yang tinggi, seperti biaya investasi awal, biaya penelitian dan riset, biaya regulasi, biaya operasional, serta biaya pemeliharaan dan perawatan. Biaya yang mahal menjadi tantangan dalam penerapan teknologi hijau namun, menghasilkan manfaat jangka panjang yang sepadan.

  1. Kesadaran Masyarakat

Akses terhadap teknologi hijau dan pengetahuan mengenai manfaatnya masih terbatas—terutama di daerah pedesaan. Diperlukan pendidikan dan kampanye menyeluruh mengenai teknologi hijau agar dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia.

  1. Ketidakpastian Regulasi

Perubahan kebijakan pemerintah yang tidak konsisten dan ketidakpastian hukum memperlambat perkembangannya teknologi hijau.

Dengan demikian, teknologi hijau sangat penting untuk keberlanjutan kehidupan kita. Dalam kondisi bumi perubahan iklim ini, teknologi hijau memerankan peran yang penting sebagai solusi untuk meminimalkan dampak buruk bagi lingkungan dan konservasi dalam penggunaan sumber daya alam. Indonesia sudah mulai mengimplementasi teknologi hijau—dan dalam perkembangannya, terdapat tantangan. Tetapi, dengan adanya kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mendorong dan mempromosikan perkembangan teknologi hijau, lingkungan yang lebih sehat dan sejahtera pasti akan terwujud.

Mikaela Ruminov Priambodo
Mikaela Ruminov Priambodo
Mikaela

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.