Dark/Light Mode

Konsumsi Rumah Tangga Diprediksi Turun

Pelaku Usaha Kudu Siap Bertahan Di Situasi Sulit

Sabtu, 11 Mei 2024 07:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengusaha memprediksi bakal terjadi penurunan angka konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2024. Karena itu, pelaku usaha diminta beradaptasi dan harus mampu bertahan di situasi sulit.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, penurunan konsumsi berarti masyarakat cenderung menahan belanjanya selama periode terse­but. Potensi penurunan belanja ini telah menjadi perbincangan di kalangan pengusaha.

Shinta bilang, Indonesia bakal menghadapi tantangan besar di kuartal II. Pemerintah harus menciptakan stabilitas dan re­siliensi makro ekonomi nasional dari tekanan eksternal.

Baca juga : Aturan Uji KIR Mesti Konsisten Dan Tegas

“Khususnya bila terjadi es­kalasi konflik geopolitik atau gejolak di pasar global,” kata Shinta kepada Rakyat Merdeka, Jumat (10/5/2024).

Dia menjelaskan, tantangan ekonomi terbesar berasal dari instabilitas nilar tukar mata uang, beban suku bunga, beban impor dan implikasinya terhadap inflasi domestik, daya saing industri dalam negeri dan daya beli pasar domestik.

Karena itu, Indonesia butuh ke­bijakan ekonomi yang responsif, adaptif dan prudent terhadap ke­butuhan penciptaan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga : Sesi Latihan, City Santai Fulham Main Layangan

“Selama respons kebijakan ekonomi domestik ini bisa di­lakukan, kinerja pertumbuhan bisa dimaksimalkan,” katanya.

Bos Sintesa Group ini juga mengatakan, atas kondisi itu, pengusaha perlu mempersiapkan diri dalam mengantisipasinya.

“Penurunan konsumsi masyarakat memang akan terjadi. Kita harus segera antisipasi,” ujarnya.

Baca juga : Cavaliers Runtuhkan Celtics

Menurutnya, kondisi ini perlu segera diantisipasi oleh para pengusaha agar tidak meng­ganggu keberlanjutan usaha. Dia juga mengingatkan pengusaha menjaga kemampuan beradapta­sinya, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan bisa terhindari.

Kendati begitu, Shinta tetap optimistis pertumbuhan ekono­mi Indonesia bisa tetap berada di kisaran 5 persen tahun ini. Hal ini berkaca dari rekam jejak Indonesia dalam menangani kondisi pasca pandemi Covid-19. Ekonomi Indonesia terbukti mampu bertahan di tengah gejo­lak ekonomi global.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.