Dark/Light Mode

Uji Coba Gunakan B40

KAI Serius Pake BBM Ramah Lingkungan

Selasa, 30 Juli 2024 07:05 WIB
Ilustrasi pencampuran bahan bakar nabati jenis biodiesel ke dalam bahan bakar minyak jenis solar 40 persen atau 40. (Foto: dok.Kementerian ESDM)
Ilustrasi pencampuran bahan bakar nabati jenis biodiesel ke dalam bahan bakar minyak jenis solar 40 persen atau 40. (Foto: dok.Kementerian ESDM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Uji coba biodiesel B40 pada kereta api (KA) menunjukkan Pemerintah bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) serius melanjutkan penggunaan energi ramah lingkungan. Jika uji coba ini berhasil, akan memberi dampak signifikan menekan polusi.

B40 adalah bahan bakar minyak dengan komposisi 60 persen solar dan 40 persen bahan nabati dari kelapa sawit.

Kementerian Energi dan Sum­ber Daya Mineral (ESDM) melakukan uji coba penerapaan B40 untuk kereta api (KA) Bo­gowonto relasi Lempuyangan-Pasar Senen, di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, pada Senin (22/7/2024).

Pengamat Transportasi dari Masyarakat Transportasi In­donesia (MTI) IB Ilham Malik berpendapat, Pemerintah sudah seharusnya mulai menerapkan penggunaan biodiesel sebagai bagian dari upaya menuju energi yang lebih berkelanjutan. Langkah ini menunjukkan ke­seriusan Pemerintah bersama KAI dalam melanjutkan peng­gunaan energi bersih.

Baca juga : Bahlil: Penerus Saya Tinggal Cari Sisanya

“Penerapan B40 ini adalah langkah yang perlu dilakukan Pemerintah, untuk memastikan bahan bakar kendaraan kita sema­kin lama semakin ramah lingkungan,” ujar Ilham kepada Rakyat Merdeka, Senin (29/7/2024).

Ilham menuturkan, selama ini biosolar digunakan pada mesin-mesin yang biasa menggunakan bahan bakar fosil, seperti diesel.

Sehingga dengan adanya uji coba tersebut, diharapkan bisa mengukur tingkat efektivitas tenaga mesin KA. Sekaligus melihat efisiensi yang didapat dari penggunaan jenis bahan bakar yang ramah lingkungan.

Dari hasil uji coba, lanjut Ilham, akan bisa dilihat apakah berhasil mengurangi prosesi pembakaran bahan bakar dalam skala tertentu, sekian jam atau sekian kilometer (km).

Baca juga : Dua Mobil Watermist Bakal Wara-wiri Di Jalan Protokol

“Dan apakah B40 mampu membuat mesin beroperasi dengan tetap optimal atau malah mengalami penurunan efektivi­tasnya,” ucapnya.

Menurut akademisi dari Insti­tut Teknik Sumatera (Itera) ini, bila uji coba tersebut berjalan baik dan hasilnya positif, tentu ke depannya akan mendorong peningkatan permintaan kon­sumsi B40.

Untuk itu, Pemerintah juga harus mulai mendorong peningkatan produksi B40 di sek­tor hulu, yaitu perkebunan sawit. Dengan begitu, antara produksi dan konsumsi bisa berjalan dengan baik.

“(Kalau uji coba berhasil) tentu ini menjadi sebuah penanda bagi KAI untuk terus menggunakan B40 pada armada lainnya. Dan otomatis semakin meningkatkan lagi kuantitas konsumsinya,” katanya.

Baca juga : La Rojita Makin Pede Raih Emas

Bahkan, kata dia, hal ini bisa menjadi promosi yang bagus ke­pada seluruh masyarakat, bahwa bahan bakar ramah lingkungan lebih berdampak positif pada operasional kendaraan pribadi, tidak hanya untuk kereta api saja.

Dengan adanya peningkatan permintaan, sambung dia, PT Pertamina (Persero) sebagai pengolah bahan bakar juga kian gencar untuk menyediakan lebih banyak lagi pasokan B40 di banyak SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.