Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bakal Beroperasi Februari 2020

Pembangunan Proyek PLTP Di Flores Terus Dikebut

Kamis, 28 November 2019 21:49 WIB
Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sokoria dengan kapasitas 30 MW di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Foto : Fazry/RM)
Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sokoria dengan kapasitas 30 MW di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Foto : Fazry/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sokoria di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus dikebut.

Targetnya, pembangkit panas bumi ini mulai beroperasi secara bertahap pada Februari 2020, dengan kapasitas 5 megawatt (MW) dari total 30 MW.

Pengembangan PLTP Sokoria berkapasitas 30 MW merupakan salah satu proyek strategis nasional dan menjadi bagian Program 35.000 MW, maupun Fast Track Programme (FTP) 10.000 MW Tahap II. Proyek ini digarap, PT Sokoria Geothermal Indonesia (SGI)

Manajer UPK (Unit Pelaksana Pembangkitan Flores) PLN Unit Induk Wilayah NTT Lambok R Siregar optimistis, pekerjaan akan tuntas sesuai jadwal. Adapun target beroperasi penuh 30 MW diproyeksikan rampung pada 2024.

“Progres pembangunan sudah mencapai 50 persen dan akan COD (commercial on date) pada Februari 2020,” kata Lambok kepada wartawan saat site visit sistem kelistrikan di Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (27/11).

Manajer UPK (Unit Pelaksana Pembangkitan Flores) PLN Unit Induk Wilayah NTT Lambok R Siregar (Kedua kiri), Head of Corporate Affairs PT SGI Syahrini Nuryanti (Kedua kanan), Analys Media dan External Relation PLN Agus Trimukti (kanan) saat pemaparan soal progres Pembangunan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sokoria. [Foto : Fazry/RM]

Baca juga : Persib Lawan Arema FC, Persipura Hadapi Tira Persikabo

Ditegaskan, PLTP sokoria bakal memperkuat sistem kelistrikan di Flores dan NTT. Saat ini, komposisi bauran energi untuk kelistrikan di Flores berasal dari PLTU sebesar 10,35 persen, PLTD 48,7 persen, PLTMG 22,64 persen, PLTS 0,56 persen, PLTMH 4,28 persen dan PLTP 13,44 persen.

Khusus untuk pembangkit EBT total mampu menghasilkan listrik sebesar 20 MW. Adapun daya mampu keseluruhan pembangkit di Flores mencapai 112 MW dari total kapasitas terpasang 190 MW. Sementara beban puncak mencapai 85 MW.

“Saat ini memang masih didominasi PLTD, namun lambat laun akan digantikan oleh pembangkit dari energi terbarukan, walaupun tidak bisa sepenuhnya dihilangkan,” ujarnya.

Proyek pembangkit panas bumi ini diharapkan dapat meningkatkan pengembangan energi baru dan terbarukan. Apalagi, pemerintah memiliki target penggunaan energi jenis tersebut sebesar 23 persen pada 2025.

Lambok optimistis, Flores bisa jadi wilayah yang lebih dulu mencapai target pemerintah dalam memanfaatkan EBT. “Flores sering disebut Geothermal Island, dan memang potensi panas buminya besar. 18 persennya dari EBT. Jadi, target 23 persen EBT dari Flores sangat optimis bisa tercapai sebelum 2025.” 

Lambok mengungkapkan, tarif listrik yang dibeli PLN dari PLTP Sokoria juga cukup terjangkau, yakni US$ 12 sen per Kwh. Ini, kata dia, lebih murah ketimbang BPP Flores yang mencapai Rp 2.542 per Kwh. Masih tingginya BPP tersebut, kata Lambok, dikarenakan keberadaan pembangkit diesel yang masih mendominasi.

Baca juga : AP II Blak-blakan Soal Persiapan Operasional dan Pengembangan 4 Bandara Milik Pemerintah

Sampai saat ini, Proses pembangunan PLTP masih on progress. PT SGI telah sukses melaksanakan kegiatan pengeboran lima sumur eksplorasi di Desa Sokoria, Kecamatan Ndona Timur, Kabupaten Ende, NTT.

Pengembangan PLTP Sokoria 30 MW merupakan salah satu proyek strategis nasional dan menjadi bagian Program 35.000 MW. (Fazry/RM)

Head of Corporate Affairs PT SGI Syahrini Nuryanti mengatakan, PLTP Sokoria dalam tahap pembangunan dan konstruksi pembangkit. “Kalau sumur geothermalnya sudah dilakukan pemboran sejak 2017 lalu,” katanya.

Sukses mengebor lima sumur, PT SGI tengah mengebor sumur ketujuh. Biaya investasi yang dikeluarkan untuk setiap sumur mencapai US$ 5 juta, dengan kedalaman sumur bisa mencapai hingga 2000 meter.

“Itu belum termasuk biaya pembangunan power plant, maintenance dan lainnya,” kata Syahrini. 

Pihaknya optimistis unit pertama sebesar 5 MW akan beroperasi komersial pada Februari 2020.

SGI merupakan bagian dari entitas bisnis KS ORKA, perusahaan pengembang panas bumi milik China-Islandia yang ahli di bidang panas bumi (geothermal).

Baca juga : Jokowi Ingin Proyek Blok Masela Segera Dikebut

Perusahaan itu mengakuisisi 95 persen saham pembangkit listrik di Kabupaten Ende di pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, pada Januari 2017.

Areal konsesi SGI terletak di Kabupaten Ende di Pulau Flores, dengan cakupan wilayah kerja seluas 42.570 Ha. Tidak jauh dari tempat Danau Kelimutu berada. Sistem panas bumi di Sokoria dikaitkan dengan Sistem Vulkanik Kelimutu.

Diperkirakan bahwa sumber panas sistem panas bumi di Sokoria berasal dari gunung berapi Kelimutu yang aktif seperti yang ditunjukkan dengan manifestasi berupa fumarol, mata air panas dan sumber air hangat di selatan, barat laut dan tenggara kompleks gunung berapi.

Sebelum di Ende, KS ORKA pertama kali masuk ke industri panas bumi di Indonesia pada 2016 dengan mengakuisisi proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi 240 MW Sorik Marapi di Mandailing Natal, Sumatera Utara. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.