Dark/Light Mode

Dukung Pemerintah Tekan Emisi Karbon

Kilang Pertamina Siap Kembangkan BBM Ramah Lingkungan

Kamis, 10 Oktober 2024 17:11 WIB
Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman (kedua dari kanan), Peneliti Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arie Rachmadi (kedua dari kiri) Direktur Eksekutif Center for Energy Security Studies (CESS), Ali Ahmudi Achyak (kanan), dan Redaktur Kontan Azis Husaini, dalam Brunch Talk bertajuk Decarbonizing the Future: The Role of Green Fuel in Reducing Emissions yang diselenggarakan oleh Editor Energy Society (E2S) di Jakarta, Kamis (10/10/2024). (Foto: Fazry/RM.id)
Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman (kedua dari kanan), Peneliti Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arie Rachmadi (kedua dari kiri) Direktur Eksekutif Center for Energy Security Studies (CESS), Ali Ahmudi Achyak (kanan), dan Redaktur Kontan Azis Husaini, dalam Brunch Talk bertajuk Decarbonizing the Future: The Role of Green Fuel in Reducing Emissions yang diselenggarakan oleh Editor Energy Society (E2S) di Jakarta, Kamis (10/10/2024). (Foto: Fazry/RM.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menegaskan kesiapannya dalam mendukung program pemerintah untuk mengurangi emisi karbon.

Pengembangan fasilitas produksi BBM ramah lingkungan dari green refinery telah dimasukkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) untuk mendukung target Net Zero Emission di tahun 2060.

Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman mengatakan,dalam RJPP perusahaan dicanangkan pembangunan fasilitas produksi BBM ramah lingkungan atau green refinery.

Sejumlah proyek kilang ramah lingkungan sedang berjalan, termasuk pengembangan kilang Cilacap Tahap 2 yang diproyeksikan pada 2027 dengan kapasitas produksi 6 ribu barel Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) per hari (bph).

Adapun Tahap 1 telah selesai dengan kapasitas 3 ribu barel. Secara keseluruhan Kilang Cilacap merupakan salah satu kilang terbesar Pertamina dengan kapasitas pengolahan 348 ribu barel per hari.

Baca juga : Pemerintah Akan Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Sudan, Yaman, Palestina, & Vietnam

“Selain itu, kilang Plaju ditargetkan rampung pada 2030 dengan kapasitas pengolahan biofuels 20 ribu bph, kilang Dumai pada 2031 dengan kapasitas 30 ribu bph, dan kilang Balikpapan pada 2034 dengan kapasitas 30 ribu bph,” ujar Taufik dalam diskusi Brunch Talk bertajuk "Decarbonizing the Future: The Role of Green Fuel in Reducing Emissions" yang diselenggarakan oleh Editor Energy Society (E2S) di Jakarta, Kamis (10/10/2024).

Taufik menjelaskan, KPI juga sudah siap menjalankan program pemerintah jika diberikan mandat untuk meluncurkan produk BBM solar dengan kadar sulfur rendah.

Kilang Balongan saat ini sudah siap untuk memproduksi BBM dengan kadar sulfur 10 ppm. Saat ini, KPI siap produksi diesel dengan produk low sulfur 10 ppm dari Balongan.

Kilang lainnya masih bervariasi. Namun, pada tahun depan, kilang Balikpapan akan mulai beroperasi pada 2025 dan mampu memproduksi BBM EURO 5 dengan kadar sulfur 10 ppm, baik untuk gasoline maupun diesel.

“Ini akan meningkatkan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan di wilayah Jawa dan Kalimantan," jelas dia.

Baca juga : Perbasi Kota Tangerang Percantik Lapangan Basket Ahmad Yani

Saat ini, KPI mampu memproduksi biofuel melalui beberapa metode. Salah satunya melalui co-processing bahan baku nabati yang dicampur dengan conventional feedstock pada existing process.

Proses ini dilalui untuk memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF).

"Kami melakukan modifikasi unit THDT untuk coprocessing SAF di Kilang Cilacap dengan kapasitas 9 ribu bph," ujarnya.

Dalam memproduksi biofuel, KPI juga melakukan pengolahan bahan baku nabati (CPO Based) dengan komposisi 100 persen yang seluruhnya menjadi feedstock (Refined Bleached Deodorized Palm Oil/ RBDPO). Ini dilakukan untuk memproduksi green diesel atau B100.

"HVO dari kilang Cilacap merupakan konversi dari feedstock RDBPO, khususnya produk renewable diesel 100 persen atau B100 dengan kapasitas 3 ribu bph," katanya.

Baca juga : Masyarakat Kembangan Utara Lepas Nyamuk Ber-Wolbachia

Peneliti Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arie Rachmadi, menjelaskan penggunaan biofuel adalah salah satu cara terbaik untuk bisa menekan emisi yang selama ini banyak dihasilkan oleh kendaraan.

Indonesia berada di jalur yang tepat dengan keberhasilan program biodiesel, sejalan dengan tren global yang semakin mengarah pada penggunaan biofuel.

“Salah satu fokus yang harusnya bisa dikejar adalah penggunaan gasoline ramah lingkungan karena konsumsi terbesar ada di bensin gasoline," katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.