Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Efek Trump Jadi Presiden AS, Bisnis Batu Bara Bisa Jaya Lagi
Sabtu, 30 November 2024 21:05 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) diyakini membawa angin segar bagi industri batu bara. Bisnis batu bara, punya prospek yang cerah di masa depan.
Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Niko Chandra menyatakan, kemenangan Donald Trump membawa harapan positif bagi stabilitas geopolitik global, yang diperkirakan dapat mendukung pertumbuhan industri batu bara di masa mendatang.
"Yang pasti dengan kondisi ke depan yang outlook nya masih positif, apalagi melihat secara kondisi geopolitik pasca terpilihnya Trump tampaknya ada secercah harapan untuk industri batu bara. Setelah situasi yang sebelumnya sempat mengalami tantangan besar," kata Niko dalam Media Gathering PTBA, di Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/11/2024).
Niko juga mengatakan industri batu bara 'diramal' akan berjaya pada masa kepresidenan Trump.
Mengingat, Trump yang sempat memimpin AS pada 2016-2020 cenderung mendukung sektor energi fosil dan komoditas.
Baca juga : PPN Naik Jadi 12 Persen, Untuk Apa Dan Ke Mana Arah Kebijakannya?
"Di tatanan global sebetulnya dengan kebijakan kalau kita lihat Trump yang terpilih itu, ya sama yang kayak periode sebelumnya gitu, bakal agak relatif berjaya gitu ya industri batu bara," katanya.
Niko menjelaskan, saat ini PTBA memiliki total sumber daya batu bara mencapai total 5,85 miliar ton. Detailnya, terdapat 5 wilayah tambang batu bara yang dikelola oleh pihaknya.
Pertama, Tambang Tanjung Enim memiliki sumber daya sebesar 5,05 miliar ton. Diikuti oleh Tambang Peranap dengan sumber daya sebesar 0,67 miliar ton.
Kemudian, Tambang Ombilin dengan sumber daya mencapai 0,1 miliar ton. Ada pula Tambang IPC-Batunas dan Tambang Bukit Kendi yang masing-masing mengandung sumber daya batu bara sebesar 0,02 miliar ton dan 0,001 miliar ton.
"Nah sebanyak 5 miliar ton ini jadi tantangan buat kita untuk bisa mengutilisasi. Dan tetap bagaimana menghadirkan energi untuk ketahanan energi nasional tentunya," ujarnya.
Baca juga : Trump Back To Gedung Putih, Presiden Korsel Latihan Golf Lagi
Walaupun Niko mengungkapkan hal tersebut diharapkan jadi angin segar bagi industri batu bara termasuk di Indonesia.
Dia menekankan pihaknya tetap akan mendorong program hilirisasi batu bara di Indonesia. Hal tersebut juga sejalan dengan langkah Presiden Prabowo Subianto untuk mendapatkan nilai tambah bagi negara, salah satunya dari sektor pertambangan.
"Mulai dari hulu kita punya anak-anak perusahaan yang memang bergerak di tambang sampai dengan di hilirnya. Jadi kita sudah punya beberapa lini bisnis yang mencakup hilirisasi terutama di PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) ya," imbuhnya.
Niko menyebutkan bahwa kebutuhan batu bara untuk domestik kedepannya diproyeksikan akan terus meningkat.
Dia mengatakan proyeksi meningkatnya kebutuhan batu bara domestik didorong oleh kenaikan konsumsi listrik PT PLN (Persero) hingga adanya rencana program 3 juta rumah.
Baca juga : MotoGP Catalunya Jadi Penentu, Jorge Martin atau Bagnaia!
"Mengenai growth dan sebagainya, memang ya kita selalu merencanakan pasti ada growth yang positif," tandasnya.
Selain fokus pada pasar domestik, PTBA juga memperluas jangkauan ke pasar internasional, dengan mencari peluang baru di negara-negara berkembang.
Vietnam menjadi salah satu negara yang menjadi target PTBA, untuk memperluas pangsa pasar batu bara di wilayah Asia Tenggara.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya