Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Penerimaan Seret dan Belanja Bengkak
Duh, Defisit APBN Sudah Tembus Rp 369 Triliun
Jumat, 20 Desember 2019 06:39 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) terus melebar. Sampai akhir November 2019, defisit APBN sudah mencapai sebesar Rp 369 triliun.
Jumlah tersebut, setara dengan 2,29 persen terhadap Produk Do mestik Bruto (PDB) dan sudah melampaui target tahun ini yang dipatok 1,84 persen dari PDB.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut, defisit ini disebabkan pertumbuhan penerimaan yang lebih rendah dari laju pertumbuhan belanja negara. Hal ini juga masih dipengaruhi pelemahan ekonomi global.
“Akan terjadi pelebaran defisit anggaran dari target awal yang sebesar 1,84 persen dari PDB. Jumlah defisit tahun ini juga diperkirakan akan melebihi defisit tahun lalu,” kata Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, kemarin.
Bendahara Negara memaparkan, pelebaran defisit terjadi kare na kondisi global yang diliputi ke tidakpastian. Terutama faktor har ga komoditas ekspor andalan seperti batu bara dan minyak sa wit (CPO) yang cenderung rendah sepanjang tahun.
Baca juga : Ditopang Bisnis Digital, Telkom Raup Laba Rp16,5 Triliun
Diterangkannya, lebih rinci, dari sektor pendapatan, hingga akhir November 2019 tercatat sebesar Rp 1.677 triliun atau setara dengan 77,5 persen dari target yang tercantum dalam APBN.
Capaian ini masih kurang sekitar Rp 479 triliun lagi dari target APBN 2019 yang sebesar Rp 2.156 triliun. Wanita yang akrab disapa Ani itu menjelaskan, realisasi pendapatan negara tersebut, hanya tumbuh tipis 0,9 persen (year on year/yoy).
“Salah satu penyebabnya adalah penerimaan perpajakan yang loyo. Sampai akhir November baru mencapai Rp 1312.4 triliun dari target Rp 1.786,4 triliun. Artinya, dalam sebelas bulan terakhir capaian penerimaan perpajakan baru mencapai 73,5 persen,” ujarnya.
Meski begitu, Ani menilai, capaian ini termasuk positif, karena penerimaan berhasil tumbuh di tengah tekanan eksternal pada perekonomian domestik.
Adapun untuk realisasi belanja negara hingga 30 November 2019 tercatat mencapai Rp 2.046 triliun atau 83,1 persen dari target APBN.
Baca juga : Penyaluran Kredit Solid, BNI Cetak Pendapatan Bunga Bersih Rp 26,9 Triliun
Angka tersebut, tumbuh 5,3 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 1.942,6 triliun. Ani menyebut, realisasi belanja ini tidak menggembirakan.
Pertama, karena belanja pegawai yang tercatat masih tinggi, mencapai Rp 223,8 triliun atau 99,7 persen. Selain itu, pengeluaran cukup besar juga pada belanja barang. Pada Januari-November 2019 belanja barang tercatat Rp 258,8 triliun atau 78 persen dari target.
“Ditambah lagi, belanja modal yang masih cukup besar. Dalam 10 bulan pertama 2019, realisasi penyerapan belanja modal adalah Rp 119,5 triliun. Mencapai 63,1 persen dari target dan turun 6,8 persen dibandingkan periode yang sama pada 2018,” ujanya.
Kementerian Keuangan juga mencatat, jumlah utang pemerintah per November sudah mencapai Rp 4.814,31 triliun. Angka itu meningkat Rp 58,18 triliun di bandingkan sebelumnya yang mencapai Rp 4.756,13 triliun.
Rincian utang pemerintah yang mencapai Rp 4.814,31 triliun terdiri dari pinjaman sebesar Rp 770,04 triliun dan Surat Berharga Negara (SBN) Rp 4.044,27 triliun.
Baca juga : Anggaran Pertahanan Tahun Depan Naik Rp 10 Triliun
Dengan jumlah utang tersebut, maka rasio utang Pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 30,03 persen atau naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 29,87 persen.
“Rasio utang pemerintah masih aman. Sebab sebagaimana di atur oleh Undang-Undang No 17/2013 tentang Keuangan Negara. Batas maksimal utang pemerintah adalah sebesar 60 persen dari PDB. Sedang saat ini baru mencapai 30,03 persen sehingga terbilang masih aman,” tegas Ani. [NOV]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya