Dark/Light Mode

Kunjungi Sentra Penggilingan Padi Sragen

Bulog Beli Gabah Langsung, Petani Kini Bisa Tersenyum

Minggu, 23 Maret 2025 07:00 WIB
Wakil Direktur Utama Perum Bulog Marga Taufiq (keempat kanan) bersama Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo (kelima kanan) dan Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Prita Laura (ketiga kanan), meninjau panen raya di salah satu kawasan Klaten, Jawa Tengah, Jumat (21/3/2025). (Foto: Melani/RM)
Wakil Direktur Utama Perum Bulog Marga Taufiq (keempat kanan) bersama Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo (kelima kanan) dan Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Prita Laura (ketiga kanan), meninjau panen raya di salah satu kawasan Klaten, Jawa Tengah, Jumat (21/3/2025). (Foto: Melani/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejumlah truk penuh dengan karung gabah tampak lalu lalang. Sebagian ada yang parkir ketika rombongan jurnalis dari Jakarta tiba di Sentra Penggilingan Padi (SPP) Sragen, Kabupaten Sragen, kawasan Solo Raya, Jawa Tengah, Jumat (21/3/2025).

Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) menggelar kunjungan bersama media massa ke SPP Sragen, Jawa Tengah, Jumat (21/3/2025).

Pabrik milik Bulog ini terletak di wilayah Karangmalang, Keca­matan Masaran, yang menem­pati lahan seluas 21.690 meter persegi dengan luas bangunan 5.000 meter persegi.

Untuk masuk ke kawasan itu, rombongan diharuskan memakai topi proyek, dilengkapi rompi berwarna oranye dan masker.

Proses pengolahan gabah itu dimulai dengan pemeriksaan kualitas gabah. Awalnya, truk yang tiba membawa berkarung-karung gabah naik ke jem­batan timbangan. Kemudian, ada petugas yang mengambil sampel-sampel itu untuk dibawa ke mini lab untuk mengetahui kualitas gabah hingga tingkat kekeringannya.

Dilanjutkan pengeringan dan akhirnya digiling menjadi beras medium. Beras yang dihasilkan kemudian dikirim ke gudang-gudang wilayah Bulog Cabang Solo, untuk memperkuat stok cadangan pangan Pemerintah.

General Manager Unit Bisnis Industri Bulog Andy Nugroho menjelaskan, puncak panen raya pada Maret ini membuat operasional di SPP Sragen bekerja penuh tanpa henti. Perum Bulog wilayah Solo mencatat, lonjakan pasokan padi jauh meningkat dari panen sebelumnya.

Baca juga : Jakarta Mau Pasang 1.000 Pemantau Kualitas Udara

Andy menambahkan, saat ini SPP Sragen beroperasi penuh dengan dua hingga tiga shift.

“Wilayah Solo sedang panen raya. Sudah beberapa hari ini operasional kami full load,” ujar Andy.

Dia menjelaskan, SPP Sragen memiliki kapasitas pengeringan padi 120 ton per siklus.

Meski begitu, dalam penyerapan gabah, Bulog Cabang Solo tidak hanya mengandalkan SPP Sragen. Pihaknya juga bekerja sama dengan penggilingan swasta sebagai mitra maklon untuk mempercepat pengolahan gabah.

Wakil Pemimpin Cabang Bulog Solo Dicky Yusfarino mengatakan, pembelian gabah petani dilakukan dengan dua skema. Pertama, jemput bola dan kedua bekerja sama dengan mitra maklon.

Sejauh ini, imbuh Dicky, total GKP (Gabah Kering Panen) yang sudah dibeli dari tim jem­put gabah atau tim pengadaan langsung di lapangan, sekitar 5.000 ton untuk seluruh wilayah Solo Raya.

Dia menyampaikan bahwa serapan itu tersebar dari tu­juh wilayah kerja yang meli­puti enam kabupaten dan satu kota di Solo Raya mencakup Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten.

Baca juga : Kalah Empat Kali Beruntun, Cavaliers Makin Letoy

Dari total serapan gabah, Bulog Solo mengandalkan kapa­sitas pengeringan sekitar 600 ton per hari dari seluruh peng­gilingan di daerah itu. Sebanyak 120 ton di antaranya dikelola di SPP Sragen.

Pada proses pengeringan, Bu­log Solo menggunakan teknologi dryer terbaru yang mampu mengeringkan gabah dalam waktu sekitar 24 jam hingga 48 jam, tergantung jenis dryer yang digunakan.

Juru Bicara Kantor Komu­nikasi Presiden Prita Laura yang turut menyambangi SPP Sragen menerangkan, pihaknya mengunjungi langsung daerah lumbung pangan untuk memas­tikan beberapa hal, sebagaimana telah diamanatkan Presiden.

“Dengan pembelian harga gabah yang lebih tinggi, akan memotong praktik-praktik yang selama ini memiskinkan petani,” tegas Prita.

Melalui pembelian harga ga­bah di level Rp 6.500 per kilo­gram (kg) dengan kualitas apa­pun, Prita mengatakan, Pemerin­tah berusaha mengedukasi para petani agar bisa memproduksi gabah dengan kualitas yang baik.

Pasalnya, meski Bulog akan menyerap semua gabah dengan kondisi apapun, jika kondisi gabah tidak baik, maka proses penggilingan akan memakan waktu dan proses yang lama.

Diketahui, SPP Sragen meru­pakan salah satu dari 10 SPP yang dimiliki Perum Bulog. Fasilitas itu memiliki peran vi­tal dalam mengolah gabah jadi beras berkualitas. SPP Sragen telah melayani gabah hasil panen petani dari wilayah Solo Raya sejak Februari 2025.

Baca juga : Prabowo: Komunikasi Ke Rakyat Perlu Kita Perbaiki

Usai mengunjungi Sentra Penggilingan Padi Sragen, para jurnalis diajak melihat transaksi serap gabah petani setelah panen oleh Bulog di Desa Trucuk, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, yang masih merupakan kawasan Solo Raya.

Salah satu Anggota Kelom­pok Tani Sumber Rejeki, Kelik Purwanto, yang gabahnya lang­sung dibeli di lokasi mengatakan, pembelian gabah petani dengan harga Rp 6.500 per kg sudah cukup bagus.

Menurut Kelik, gabah hasil panen kelompok tani Sumber Rejeki yang dibeli Bulog pada tahap pertama sebanyak 10 ton.

“Luasan panen 33 hektare, rencana dibeli Bulog 10 ton dulu. Petani kini bisa tersenyum dibandingkan tahun-tahun lalu. Karena dibeli dengan harga itu lumayan,” kata Kelik.

Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo menyambut gem­bira gabah petani di Desa Sum­ber Trucuk diserap Bulog. Dia berharap, melalui kerja sama dengan berbagai pihak, Klaten dapat menjadi lumbung pangan nasional.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.