Dark/Light Mode

Jika Benar Terwujud

Merger GoTo-Grab Berpotensi Munculkan Monopoli Pasar

Rabu, 14 Mei 2025 07:05 WIB
Sekretaris Perusahaan GoTo R.A Koesoemohadiani. (Foto: Tangkapan layar zoom)
Sekretaris Perusahaan GoTo R.A Koesoemohadiani. (Foto: Tangkapan layar zoom)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) dan Grab, kabarnya bakal melakukan merger. Jika terlaksana, aksi dua pemain besar perusahaan teknologi transportasi itu berpotensi mempengaruhi kelangsungan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta pendapatan driver ojek online (ojol).

Menanggapi kabar merger itu, Sekretaris Perusahaan GoTo R.A Koesoemohadiani mengatakan, saat ini memang banyak tawaran bisnis yang berdatangan kepada pihaknya. Kini manajemen sedang menja­jaki berbagai potensi bisnis dari tawaran tersebut.

“Langkah tersebut termasuk mengevaluasi secara menyelu­ruh dari berbagai jenis tawaran yang ada, sehingga belum ter­bentuk kesepakatan,” ujar Koe­soemohadiani dalam keterbu­kaan informasi PT Bursa Efek Indonesia (BEI), yang dikutip Senin (12/5/2025).

Pihaknya memastikan belum ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun. Mengingat, GoTo juga terus fokus mem­perbaiki kinerjanya yang sempat mengalami penurunan.

Pada kuartal I-2025, GoTo mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp 4,2 triliun atau naik 37 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Baca juga : Ekraf Dongkrak Daya Saing Di Pasar Global

Angka itu bertambah dibandingkan dengan periode tahun lalu per 31 Maret 2024, yaitu Rp 4,07 triliun.

GoTo mencatatkan kerugian tahun berjalan sebesar Rp 336 miliar. Jumlah kerugian itu turun dari periode yang sama pada tahun lalu, yaitu Rp 937 miliar.

GoTo juga turut mengalami penurunan beban pokok pendapa­tan, administrasi, penjualan, operasional, hingga pengembangan sebesar Rp 4,43 triliun. Angka itu menurun dari periode 31 Maret 2024, yaitu Rp 5,02 triliun.

Dari sisi pendapatan, jasa pengiriman meraih Rp 1,39 triliun, imbalan jasa sebesar Rp 1,37 triliun, pinjaman Rp 763 miliar, jasa e-commerce Rp 216 miliar, imbalan iklan Rp 110 miliar, dan lain-lain sebesar Rp 370 miliar.

Sepanjang 2024, GoTo mengalami kerugian sebesar Rp 5,46 triliun. Jumlah itu menurun sekitar 94 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang menembus Rp 90,5 triliun.

Baca juga : Awas, Pelamar Kerja Serbu Balai Kota Lagi

Pendapatan bersih sebesar Rp 15,89 triliun, atau bertambah dari tahun sebelumnya yang berada di level Rp 14,78 triliun.

Sementara dari pihak Grab, hingga kini belum memberikan klarifikasi terkait maraknya kabar merger kedua perusahaan.

Dihubungi terpisah, ekonom senior sekaligus Direktur Ekse­kutif dari Segara Institute Piter Abdullah menilai, belum ada urgensi dari masing masing plat­form untuk akuisisi atau merger.

“Baik GoTo maupun Grab memiliki ekosistem bisnis digi­tal yang serupa, sehingga po­tensi merger lebih didorong oleh ambisi menguasai pangsa pasar (market share),” ucap Piter ke­pada Rakyat Merdeka, kemarin.

Piter justru menyoroti domi­nasi pemain asing dalam industri digital nasional. Dia mengingat­kan adanya potensi monopoli pasar jika merger ini benar-benar terjadi. Mengingat Grab meru­pakan perusahaan yang tumbuh dan berasal dari Singapura.

Baca juga : AC Milan Vs Bologna, Misi Rossoneri Hapus Kesuraman

“Yang asing sudah menguasai pasar global, sementara yang lokal baru sebatas coba-coba menyeberang ke regional. Kalau seperti ini, yang lokal makin terpinggirkan,” warning-nya.

Menurut Piter, penggabungan semestinya terjadi untuk memper­luas ekosistem bisnis atau mencip­takan sinergi yang jelas, seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

Ia meminta, Pemerintah agar bersikap cermat dalam menang­gapi wacana ini. Ia menekankan pentingnya peran otoritas negara, seperti Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), dalam mengawasi potensi dampak merger terhadap perlindungan data pengguna. Serta dampaknya bagi konsumen dan UMKM.

“Sebab, sektor digital bukan sekadar bisnis, namun juga menyangkut penguasaan atas data masyarakat dan keamanan strategis negara,” ujar Piter.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.